jpnn.com - RANO Karno kini menjadi orang nomor satu di pemerintahan provinsi Banten. Ya, itu terjadi setelah menggantikan poisisi Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah yang terjerat kasus korupsi. Pemeran Si Doel Anak Sekolahan itu menjabat Plt Gubernu Banten.
Namun, kini kabar miring menerp Rano. Sejumlah kalangan menilainya minim gebrakan dan perubahan.
BACA JUGA: Duh Bendera Bintang Kejora Berkibar Lagi
Pasca korupsi menjerat Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, Banten di bawah kepemimpinan Rano tidak mengalami perubahan yang signifikan.
Demikian dikatakan Ketua DPD Pos Perjuangan Rakyat (Pospera) Banten Ahmad Yuslizar usai acara deklarasi Pospera di Istana Nelayan, Tangerang, kemarin.
BACA JUGA: Pembeli Rumah Berbonus Janda Malah Dipolisikan Istri Sendiri
Yuslizar juga mengungkapkan, bukti ketidakoptimalan Rano Karno adalah sisa lebih penggunaan anggaran (silpa) 2014 yang mencapai Rp 1,6 triliun. Hal ini, kata Yuslizar, menunjukkan bahwa kinerja aparatur pemerintah di bawah kepemimpinan Rano Karno masih sangat lemah.
Selain itu, menurut Yuslizar, kemiskinan di Provinsi Banten terus meningkat, dan pertumbuhan ekonomi cenderung menurun. ”Sejauh ini, beberapa kepala daerah di Banten masih tidak konsisten pada agenda pembaruan. Lihat saja, Rano Karno, sampai hari ini, apa prestasinya buat Banten? indeks kemiskinan meningkat, dan pertumbuhan ekonomi terus menurun,” ujar Yuslizar.(wid/indopos)
BACA JUGA: Pemkab Belitung Gratiskan Perizinan untuk Investasi Pariwisata
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Cara Polwan di Demak agar Tampil Cantik dan Anggun
Redaktur : Tim Redaksi