jpnn.com - Grup Kerja sama Bilateral (GKSB) DPR yang diketuai Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas memimpin delegasi parlemen RI bertemu Oliy Majlis, Parlemen Uzbekistan di Tashkent pada 11 - 14 september 2024.
Dalam kunjungan itu, GKSB Indonesia-Uzbekistan bersama anggota delegasi mengadakan pertemuan bilateral dengan Head of friendship group Uzbekistan-Indonesia, Erkin Salikhov sebagai ketua delegasi dan beberapa anggota parlemen lainnya.
BACA JUGA: Arsjad Sebut Munaslub Kadin Bersifat Ilegal, Melanggar AD/ART Organisasi
Ibas dalam forum itu menyampaikan terima kasih yang tulus karena diberikan kesempatan untuk melakukan kunjungan bilateral ke Uzbekistan, padahal parlemen negara itu sedang sibuk-sibuknya menjelang Pemilu Legislatif yang tinggal beberapa bulan lagi.
"Saya paham ini mungkin waktu yang sibuk, tetapi saya yakin Pemilu akan berjalan dengan lancar dan damai," kata Ibas melalui keterangannya pada Minggu, (15/9/2024).
BACA JUGA: Soal Isu Pembubaran MLB NU, Ini Pesan Gus Salam untuk GP Ansor, Banser, dan Pagar Nusa
Ibas yang juga legislator Fraksi Partai Demokrat DPR RI menyampaikan bahwa Indonesia juga akan memulai bab baru di bawah kepemimpinan Presiden dan Wapres terpilih periode 2024-2029, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.
Menurut Ibas, Indonesia juga berkomitmen untuk mendorong pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan. "Kami percaya bahwa pemerintahan baru akan memfokuskan pertumbuhan ekonomi berkeadilan sekaligus memastikan seluruh elemen masyarakat mendapatkan manfaat dan menjaga lingkungan sehat cerdas sejahtera untuk generasi masa depan," tuturnya.
BACA JUGA: Bayar Rp 1 Miliar Cuma Dapat 9 Suara saat Pemilu, Caleg PKS Merasa Ditipu
Demikian dengan pemilu Uzbekistan mendatang, kata Ibas, juga akan menghadirkan momen penting untuk membentuk jalan bangsa menuju kesejahteraan yang lebih besar.
"Kami berharap kolaborasi antara negara kita, antar-parlemen Indonesia dan Uzbekistan terus harmonis dan lebih erat menuju tujuan kehidupan bersama tentang kesejahteraan, kesetaraan, dan keberlanjutan,” ujarnya.
Menurut Ibas, Uzbekistan adalah mitra strategis penting bagi Indonesia. Sebagai bangsa terbanyak penduduknya di Asia Tengah, Uzbekistan memiliki cadangan besar gas alam, minyak bumi, dan batu bara.
"Lebih luas, Asia Tengah memiliki potensi yang berlimpah terkait sumber daya alam dan secara geografis terletak di lokasi yang strategis. Sehingga merupakan pemain kunci dalam membentuk global landscape politik dan ekonomi dunia," tuturnya.
Secara sejarah, lanjut Ibas, wilayah ini terkenal sebagai jantung jalan sutra ‘Silk Road’ dan Uzbekistan telah berperan penting dalam membina daerah terintegrasi. Dia mengakui kepemimpinan Uzbekistan memulai banyak proyek, yang dimaksudkan untuk mempromosikan konektivitas wilayah dan integrasi melalui trans-regional inisiatif.
"Ini menunjukkan posisi Uzbekistan sebagai pemimpin kunci di wilayah, berkontribusi secara signifikan terhadap stabilitas secara keseluruhan dan perkembangan wilayah,” ucapnya.
Di sisi lain, kata Ibas, Indonesia berdiri sebagai negara berpenduduk terbanyak keempat di dunia dan ekonomi terbesar di ASEAN. Dengan penduduk lebih dari 280 juta, Indonesia menghadirkan pertumbuhan yang luas dan memiliki pasar konsumen yang strategis.
"Upaya pemerintah dalam menciptakan pekerjaan, peningkatan arus perdagangan dan mendorong daya tarik investasi asing (FDI). Lebih lanjut, membantu pertumbuhan ekonomi dan pendapatan masyarakat Indonesia," kata Ibas.
Ibas menyampaikan bahwa Indonesia diproyeksikan menambah lebih dari 75 juta orang ke kelas menengah pada 2030. Dengan kelas menengah 130 juta orang, RI memiliki potensi menjadi pasar yang besar.
"Melampaui Rusia dan Jepang pada akhir dekade ini, hanya terjadi di belakang daratan Cina, India, dan Amerika Serikat," sebutnya.
Selain itu, Ibas mengatakan bahwa Indonesia berfungsi sebagai pintu gerbang menuju ASEAN berjumlah 680 juta orang dan bertindak sebagai hub untuk pasar regional dan internasional.
"Dengan 35 perjanjian perdagangan, termasuk ekonomi komprehensif daerah kemitraan (RCEP)-pakta perdagangan terbesar mencakup perekonomian utama seperti Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, dan Australia- Indonesia memainkan peran penting di global perdagangan,” ungkapnya.
Tak hanya perdagangan, Ibas juga mengapresiasi peningkatan kerja sama antara Indonesia-Uzbekistan dari sisi pariwisata, transportasi, pendidikan, hingga budaya.
"Saya senang kerja sama bilateral kedua negara kita terus berjalan baik dan ini harus terus kita tingkatkan. Saya harap ke depan kita dapat terus pererat hubungan kerja sama ini melalui konektivitas people to people," ujarnya.
Hal itu menurutnya relevan, terlebih Uzbekistan airways telah terbang 2 kali Ke Jakarta dari Tashkent, sehingga makin mempermudah impor - ekspor kedua negara dalam mendukung pengiriman logistik.
"Termasuk juga akan semakin meningkatnya wisatawan antardua negara, dan bahkan jika perlu, adanya rute penerbangan langsung Uzbekistan - Bali atau rute daerah wisata lainnya di Indonesia," ucapnya.
Dalam pertemuan itu, Ibas juga mendorong agar Uzbekistan terus mendukung secara penuh kemerdekaan bangsa palestina. Memberikan dukungan politik maupun kemanusiaan.
"Kita harus terus berjuang untuk kebenaran serta keadilan akan hak dan kemanusiaan dan posisi ini tidak akan berubah di masa depan, sampai kita melihat hak-hak bangsa Palestina dipenuhi dan kita melihat kemerdekaan Palestina terwujud," kata Ibas.
Pertemuan bilateral itu uga dihadiri Wakil ketua BKSAP Putu Supadma Rudana, Anggota Delegasi GKSB Hinca LP Pandjaitan, I Komang Koheri, Bahtra, Agung Budi Santoso, Dimyati Natakusumah, Hamid Noor Yasin Sturman Panjaitan, Lasmi Indaryani, Irwan Fecho, Andi Akmal Pasluddin, Rezka Oktoberia, Hanna Gayatri, Muhamad Arwani Thomafi.
Lalu, Deputy Speaker Uzbekistan Zukhra Ibragimova, Tojiev Odiljon, Khayrillo Gapporov, Dilorom Fayzieva, Head of International relation committee, Nuriddin Sultonov, Member Parliament, Islom Khushvaktov, Odina Otakhonova.(fat/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam