jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Jazilul Fawaid mengatakan dari sisi penyebarannya, virus corona atau Covid-19 belum menjadi sesuatu yang mengkhawatirkan di Indonesia.
Jazilul justru menyatakan bahwa yang perlu dikhawatirkan adalah dampaknya terhadap perekonomian. Sebab, pasar Tiongkok menjadi lesu.
BACA JUGA: Indonesia Umumkan Kasus Baru Positif Corona, Total jadi 4
“Banyak spekulan juga yang memanfaatkan ini. Mungkin rumah sakit-rumah sakit dan alat-alat kesehatan juga akan terjadi pelonjakan kenaikan,” ujar Jazilul dalam diskusi Empat Pilar MPR bertajuk “Penerapan Pilar Kebangsaan dalam Situasi Krisis” di Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (6/3).
Jazilul meminta semua pihak, termasuk media massa yang ada ikut membantu untuk meyakinkan bahwa Indonesia bisa menghalau penyebaran virus corona. Namun, kata dia, yang juga tetap harus menjadi perhatian adalah Indonesia harus bisa menghalau dampak penyebaran virus corona terhadap perekonomian.
BACA JUGA: Angka Kematian Disebabkan Virus Corona Hanya 3 Persen
“Faktanya Indonesia tidak bisa segera menyelesaikan agar jemaah bisa umrah, Indonesia juga belum tentu bisa menguatkan nilai tukar rupiah, termasuk juga indeks harga saham gabungan (IHSG). Itu menurut saya yang justru menghawatirkan,” katanya.
Jadi, dia menegaskan bahwa corona bukan harus menjadi satu kepanikan. Menurut dia, persoalan corona akan menjadi satu kepanikan manakala ekonomi Indonesia akan terkena dampaknya.
BACA JUGA: Demokrat Fokus Corona Ketimbang Kongres
Namun, tegas Jazilul, janganlah menyampaikan analisis-analisis dan pendapat yang berlebihan terkait dampak ekonomi yang akan dialami Indonesia terkait wabah corona ini.
Misalnya, pendapat yang menyatakan pemerintahan Indonesia akan jatuh dalam enam bulan lagi.
“Bahkan ada pengamat yang bilang enam bulan lagi pemerintahan ini jatuh. Itu, menurut saya, pernyataan panik, dan jangan-jangan yang mendengar juga panik. Menurut saya (pendapat seperti) itu menambah krisis. Jadi, harus kita kurangi pernyataan yang membuat kita pesimistis dan menjadi krisis,” ungkap politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.(boy/jpnn)
Redaktur : Yessy
Reporter : Boy