jpnn.com, JAKARTA - Aksi bom bunuh diri yang meledak di Gereja Katolik Santa Maria Tak Tercela, Gereja Kristen Indonesia dan Gereja Pantekosta 146 di Surabaya, Minggu (13/5/2018) adalah tindakan nyata kejahatan terorisme. Aksi teror ini, telah menyebabkan duka, air mata dan bahkan darah yang tercurah pada saat perayaan Ibadah dan Ekaristi di Gereja menjadi saksi hilangnya toleransi dan akal sehat.
Ledakan Bom ini tidak hanya merusak harta benda, dan juga korban yang meninggal dunia dan beberapa orang luka berat, tetapi juga mengoyak kerukunan umat beragama yang sudah kita jaga.
BACA JUGA: Waketum MUI Tegaskan Terorisme Sudah Jadi Musuh Bersama
“Oleh karena itu, kami menyampaikan kepada keluarga korban dan kepada Bangsa Indonesia, bahwa kami merasakan duka yang sangat dalam serta prihatin dengan peristiwa bom bunuh diri ini. Kami turut berdukacita, turut berbelasungkawa atas korban kemanusiaan yang telah meninggal dunia, Beristirahatlah dalam damai di surga,” demikian pernyataan sikap bersama pimpinan Ormas Katolik pada Minggu (13/5).
Pernyataan bersama ini disampaikan enam pimpinan Ormas Katolik. Mereka adalah Presidium Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia, Hargo Mandirahardjo (Ketua Presidium) dan Benny Sabdo (Sekretaris Jenderal); Presidium DPP Wanita Katolik Republik Indonesia, Justina Rostiawati (Ketua Presidium) dan Lies Budi (Sekretaris Jenderal); Pengurus Pusat Pemuda Katolik, Karolin Margret Natasa (Ketua Umum) dan Christopher Nugroho (Sekretaris Jenderal); Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia, Juventus Prima Y. Kago (Ketua Presidium)
dan Thomson Sabungan Silalahi (Sekretaris Jenderal); Sekretaris Nasional Forum Masyarakat Katolik Indonesia, Veronica wiwiek Sulistyo (Ketua Seknas FMKI); dan Forum Masyarakat Katolik Indonesia Keuskupan Agung Jakarta, Yulius Setiarto (Ketua Umum).
BACA JUGA: Soal Ledakan Bom di Surabaya, Agnez Mo: Gak Perlu Ada Benci
Lebih lanjut, Pimpinan Ormas Katolik memandang persatuan dan kesatuan dan kebinekaan adalah keniscayaan yang harus terus menerus kita jaga, rawat, dan pertahankan dengan segenap jiwa dan raga sebagai suatu sebuah bangsa yang berdaulat. Ormas Katolik juga memandang bahwa tragedi kemanusiaan ini telah melukai hati kita, anak-anak bangsa.
“Kita memang masih berduka, tetapi kita ingin bangkit dan melawan kejahatan terorisme dan semua tindakan intoleransi di Negara Kesatuan Republik Indonesia,” demikian pernyataan bersama Ormas Katolik ini.(fri/jpnn)
BACA JUGA: Mervin Komber Kecam Aksi Teror Bom di Surabaya
Pernyataan Sikap Pimpinan Ormas Katolik di Indonesia
Pimpinan Ormas Katolik menyatakan sikap sebagai bentuk keprihatinan atas peristiwa aksi bom bunuh diri yang terjadi di Surabaya, Minggu, 13 Mei 2018, sebagai berikut:
1. Kami mengutuk keras aksi segala macam bentuk aksi terorisme di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Kami menyerukan supaya tidak takut terhadap pelaku teror. Mari kita bersatu melawan segala bentuk aksi teror. Semangat persatuan dan kebinekaan adalah keniscayaan yang harus terus-menerus kita jaga, rawat dan dipertahankan sebagai sebuah bangsa yang merdeka dan berdaulat;
2. Kami mendesak sekaligus mendukung aparat keamanan, khususnya Polri untuk mengusut tuntas pelaku teror dan menanngulangi jaringan terorisme di NKRI. Hukum harus ditegakkan dan pelaku teror harus diproses melalui hukum yang berlaku dan mendapatkan hukuman yang setimpal;
3. Kami mengajak semua pihak, khususnya umat Katolik di NKRI untuk menciptakan suasana yang kondusif di masyarakat, mempererat persatuan dan kesatuan sebagai anak bangsa untuk melawan kejahatan terorisme, dan tetap merawat komitmen kebangsaan
Akhir kata, mari kita memperkuat komitmen kebangsaan, dan kami memandang tidak ada tempat bagi pelaku teror di Negara Pancasila. Oleh karena itu, kepada seluruh elemen anak bangsa, kami mendorong untuk bersama-sama membangun Indonesia dengan semangat kebersamaan, kegotong-royongan, mewujudkan solidaritas tanpa sekat tanpa terpecah belah oleh politik identitas dan ujaran kebencian.
#KamiPancasila
#KamiIndonesia
#KamiTidakTakut
Jakarta, 13 Mei 2018
Hormat kami,
1. Presidium Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia
Hargo Mandirahardjo (Ketua Presidium)
Benny Sabdo (Sekretaris Jenderal)
2. Presidium DPP Wanita Katolik Republik Indonesia
Justina Rostiawati (Ketua Presidium)
Lies Budi (Sekretaris Jenderal)
3. Pengurus Pusat Pemuda Katolik
Karolin Margret Natasa (Ketua Umum)
Christopher Nugroho (Sekretaris Jenderal)
4. Pengurus Pusat Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia
Juventus Prima Y. Kago (Ketua Presidium)
Thomson Sabungan Silalahi (Sekretaris Jenderal)
5. Sekretaris Nasional Forum Masyarakat Katolik Indonesia
Veronica wiwiek Sulistyo (Ketua Seknas FMKI)
6. Forum Masyarakat Katolik Indonesia Keuskupan Agung Jakarta
Yulius Setiarto (Ketua Umum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ledakan Bom di Surabaya Bikin Vidi Aldiano Panik
Redaktur & Reporter : Friederich