Universitas di negara bagian Queensland menyerukan kepada pemerintah agar memberi kejelasan kapan mahasiswa internasional bisa masuk tanpa harus menjalani karantina.

Wakil Rektor Griffith University, Sarah Todd, khawatir universitasnya akan kehilangan mahasiswa asing yang lebih memilih negara bagian lain seperti New South Wales dan Victoria yang sudah menghapuskan keharusan menjalani karantina bagi warga asing yang sudah mendapat vaksinasi penuh.

BACA JUGA: Pandemi COVID-19 Buka Banyak Kesempatan Kerja Bagi Warga Difabel di Australia

Apalagi mengetahui Australia juga sudah banyak kehilangan mahasiswa asing tahun ini yang memilih Kanada dan Inggris sebagai tempat belajar mereka.

Professor Todd mengatakan Queensland perlu memberi kepastian kapan mahasiswa internasional bisa masuk ke sana tanpa harus lagi melakukan karantina.

BACA JUGA: Korban Penipuan Visa Australia Dikuras Pelaku Hingga Rp1,1 Miliar

"Kalau kita bisa mengatakan kepada mahasiswa 'mereka pasti bisa datang ke Queensland mulai tanggal segini dan tidak perlu lagi karantina', akan bagus sekali," katanya.

"Tentu saja kami sadar betul mengenai kemungkinan kedatangan mereka dan dampaknya bagi kesehatan warga di sini.

BACA JUGA: Australia Siap Buka Pintu Bagi Pelajar Internasional dan Turis dari Dua Negara Ini

"Tetapi kami juga sadar sekali pentingnya mahasiswa internasional bagi Queensland dan keharusan untuk menerima mereka kembali seperti yang sudah dilakukan negara bagian lain."

Professor Todd dan para rektor dari universitas lainya di Queensland akan bertemu dengan para pejabat negara bagian tersebut hari Rabu untuk membicarakan rencana kedatangan mahasiswa asing ke sana. Perbedaan kebijakan negara bagian dan pusat

Pemerintah federal di Canberra minggu ini mengumumkan mahasiswa internasional akan diizinkan masuk ke Australia mulai 1 Desember tanpa perlu lagi mendapatkan izin khusus, bila mereka sudah divaksinasi dua kali dan tes COVID negatif selama 72 terakhir.

Tapi perbedaan kebijakan Pemerintah Australia dengan Pemerintah di tiap-tiap negara bagian soal kedatangan internasional menimbulkan kebingungan di kalangan mahasiswa asing.

Saat ini Queensland baru akan mengizinkan kedatangan internasional tanpa karantina ketika warga di sana sudah mencapai tingkat vaksinasi 90 persen yang diperkirakan baru akan terjadi di pertengahan Januari 2022.

Namun Pemerintah Queensland belum lagi menetapkan kapan berakhirnya keharusan menjalani karantina bagi kedatangan luar negeri, tanpa memperhatikan tingkat vaksinasi.

Mereka yang sudah divaksinasi penuh dari negara bagian lain di Australia bisa memasuki Queensland lewat darat atau udara setelah Queensland mencapai tingkat vaksinasi 80 persen, yang diperkirakan terjadi tanggal 17 Desember.

Profesor Todd mengatakan aturan yang berlaku bagi mahasiswa internasional saat ini adalah keharusan menjalani karantina selama 14 hari di kawasan Wellcamp dekat Toowomba, dan jumlah 250 orang per dua minggu mulai awal tahun depan dan diprioritaskan bagi mahasiswa yang belajar di bidang kesehatan.

Selain mahasiswa internasional yang dilihat sebagai penghasilan ekspor utama bagi Queensland, Profesor Todd mengatakan para mahasiswa juga membawa keberagaman bagi ke negara bagian tersebut sebagai komunitas multi budaya.

Ia mengatakan bahkan bila Queensland mencabut aturan karatina masih diperlukan waktu bagi mahasiswa untuk kembali karena terbatasnya tiket pesawat.

Sementara itu Rektor Griffith University, Carolyn Evans mengatakan keputusan Pemerintah Australia akan disambut hangat oleh para mahasiswa internasional.

"Ini kesempatan yang bagus bagi kami untuk bekerja sama dengan pemerintah Queensland guna memastikan Queensland mendapat manfaat ekonomi dan sosial maksimal dari pengumuman tersebut," kata Professor Evans.

Ketika ditanya mengenai kemungkinan mencabut keharusan menjalani karantina bagi mahasiswa internasional, juru bicara Queensland Health mengatakan risiko berkenaan dengan kedatangan internasional masih belum berubah.

"Kami mengerti larangan perbatasan dan keharusan karantina adalah masalah sulit, namun hanya diperlukan satu orang terkena COVID-19 untuk menciptakan klaster di masyarakat," katanya.

"Ketika 90 persen warga Queensland sudah mendapatkan vaksinasi, kedatangan internsional tidak perlu lagi menjalani karantina kalau mereka sudah divaksin penuh."

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News  

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ahli Saraf Australia Jelaskan Bagaimana Nama Mempengaruhi Hidup Seseorang

Berita Terkait