Linh sangat khawatir jika ia terpaksa meninggalkan kekasihnya di Australia, setelah Departemen Imigrasi Australia menolak permohonannya mendapatkan visa pasangan.
Seorang yang menyebut dirinya sebagai agen imigrasi menjanjikan kepada Linh untuk mengurus pembatalan keputusan itu karena mengaku punya kenalan di Departemen Imigrasi.
BACA JUGA: Australia Siap Buka Pintu Bagi Pelajar Internasional dan Turis dari Dua Negara Ini
Karena kemampuan berbahasa Inggris yang terbatas dan layanan visa belum tersedia dalam bahasa Vietnam, Linh, terpaksa mempercayakan pengurusan dokumen visanya kepada orang tersebut.
Orang yang mengaku agen imigrasi itu meminta Linh untuk menyerahkan akun email dan paspornya sebagai persyaratan.
BACA JUGA: Buat Warga Surabaya, Hati-Hati Beli Kaveling, Korbannya Sudah Banyak
"Orang itu berbicara Vietnam dan tampaknya sangat berpengalaman. Jadi saya merasa bisa mempercayainya," kata Linh kepada ABC.
"Dia bahkan menunjukkan foto-foto pejabat terkait yang dimilikinya," ujarnya.
BACA JUGA: Ahli Saraf Australia Jelaskan Bagaimana Nama Mempengaruhi Hidup Seseorang
Di saat sedang putus asa, Linh memenuhi permintaan orang itu dan meminjam uang untuk mencukupi biaya sebesar $110 ribu (sekitar Rp1,1 miliar) yang dia transfer beberapa kali.
Linh mulai curiga ketika dimintai uang pembayaran lebih banyak lagi. Dia menolak, tapi akun emailnya sudah tak bisa dia akses.
Linh pun memutuskan untuk melaporkan kasusnya ke polisi.
"Saya dan keluarga sangat terpukul dan trauma dengan apa yang kami alami," katanya.
"Saya begitu cemas sampai harus mendapatkan bantuan psikiater," tutur Linh.
Kasusnya kini dalam penyelidikan kepolisian di Sydney. Apakah koneksi bisa percepat proses visa?
Menurut peneliti keimigrasian pada Migration Institute of Australia, Jack Ta, seseorang yang mengaku memiliki koneksi untuk mengubah keputusan imigrasi merupakan perbuatan pidana.
"Saya tidak percaya adanya koneksi di Departemen Imigrasi dan pemerintah akan membuat prosesnya berbeda atau bahkan lebih cepat," kata Jack Ta kepada Sore Josh Szeps dari ABC.
"Koneksi hanyalah indikasi seberapa baik agen dalam melakukan pekerjaan mereka, dari sudut pandang reputasi," jelasnya
"Namun, pengakuan adanya koneksi ini adalah taktik yang sering digunakan oleh penipu," kata Jack.
Dia menyebut kasus yang dialami Linh semakin sering terjadi di Australia.
"Australia adalah salah satu negara tujuan yang paling diinginkan di dunia. Begitu banyak orang sangat ingin pindah ke sini, sehingga dengan mudahnya menjadi mangsa para penipu," ujar Jack.
Menurut data dari Divisi Penipuan Keimigrasian pada Departemen Dalam Negeri sebelum pandemi, Australia menerima rata-rata lebih dari 500 laporan penipuan visa per tahun sejak 2014. Bagaimana modus penipu keimigrasian?
Menurut David Stephens, para migran sangat rentan terhadap penipu karena situasi mereka memang berada dalam ketidakpastian sebelum menjadi penduduk tetap atau warga negara.
Dia menyebut sebagian besar kasus penipuan dilakukan oleh agen imigrasi yang tidak terdaftar.
"Agen imigrasi yang tidak terdaftar akan menjanjikan apa saja. Mereka berusaha menggelapkan uang dan memanipulasi orang sebanyak mungkin," kata David.
Para penipu, katanya, biasanya menyasar korban yang sebelumnya sudah ditolak oleh agen resmi karena kasusnya tidak mungkin berhasil.
"Agen resmi atau pengacara berlisensi memiliki kode etik, mereka terikat oleh undang-undang yang melarang mereka menangani kasus yang dianggap peluangnya kecil atau tidak ada sama sekali," jelasnya.
Menurut dia, para penipu ini telah merusak reputasi profesi agen keimigrasian.
"Agen yang terdaftar pun tidak serta merta bisa melindungi klien sepenuhnya," ujarnya. Penipuan dengan modus sponsor palsu
Menurut David agen palsu bukanlah satu-satunya kelompok yang harus disalahkan atas penipuan kemigrasian.
Dia mengatakan modus lainnya yaitu "sponsor palsu" yang kerap disalahgunakan untuk menyiasati celah hukum.
"Sejumlah calon migran akan membayar perusahaan tertentu, baik yang resmi maupun tak resmi, untuk mensponsori mereka," katanya.
"Diduga, ada kasus migran yang membayar warga negara Australia untuk terlibat dalam pernikahan palsu untuk mendapatkan sponsor visa," tambah David.
Jack menambahkan, penipuan yang dilakukan oleh klien atau sponsor mereka sulit untuk diidentifikasi dan bisa menjadi jebakan bagi agen imigrasi yang belum berpengalaman.
"Ketika seorang klien memberikan dokumen pendukung yang tampaknya normal, apakah seorang agen imigrasi harus menolaknya hanya karena firasat mereka?" kata Jack.
"Ini merrupakan wilayah abu-abu dalam profesi kami," ujarnya. Mengapa agen imigrasi diperlukan?
Jack yang telah menjalani profesi konsultan imigrasi selama lebih dari 20 tahun mengatakan kebanyakan kliennya memerlukan bantuan untuk memproses permohonan visa mereka.
"Bagi yang bahasa ibunya bukan bahasa Inggris, hampir tidak mungkin bagi mereka untuk mengurus sendiri proses visa ini," jelasnya.
"Semua formulir permohonan visa Australia (termasuk visa turis) hanya tersedia dalam bahasa Inggris, kecuali formulir untuk sub-kelas visa turis asal Tiongkok," kata Jack.
"Tidak ada sumber resmi tentang imigrasi Australia dalam bahasa lain kecuali pada bagian Lembar Informasi Penyelesaian," tambahnya.
Pengacara keimigrasian David Stephens mengatakan kurangnya pemahaman tentang sistem hukum Australia menjadi salah satu alasan utama mengapa para migran membutuhkan bantuan profesional.
"Mereka yang berasal dari sistem hukum yang berbeda sangat sulit untuk memahami bagaimana sistem di Australia bekerja," kata David.
"Beberapa orang dari negara lain tanpa rekam jejak dokumen yang baik, akan merasa sangat sulit untuk mengidentifikasi visa apa yang harus diajukan dan bagaimana cara mengumpulkan dokumen yang diperlukan," jelasnya.
Dia mengatakan para migran dari negara yang praktik korupsi birokrasinya masih lazim, akan menghadapi permasalahan dalam memahami proses administrasi di Australia.
"Ada orang yang menganggap dengan membayar, maka hal itu akan menyelesaikan masalah. Cara ini jelas tidak akan berhasil di Australia," kata David. Tips terhindar dari penipuan visa
Berikut ini beberapa tips agar terhindar dari penipuan visa Australia: Periksa dan pastikan apakah agen atau pengacara imigrasi yang Anda gunakan sudah terdaftar di situs website OMARA. Bila tidak terdaftar, sebaiknya segera tinggalkan Jangan sekali-kali berurusan dengan agen yang tidak punya nomor perusahaan ABN Hindari agen yang menjanjikan jalan pintas dan praktek yang menyalahi hukum misalnya dokumen palsu Hindari orang yang sesumbar karena mengaku memiliki koneksi di pemerintahan, apalagi sampai menjanjikan urusannya pasti berhasil Jangan pernah terlibat dengan agen yang hanya menerima pembayaran kontan lalu menandatangani berkas-berkas Pastikan ada dokumen biaya pengurusan yang ditandatangani serta pastikan ada nota pembayarannya Informasi lebih terperinci bisa dilihat pada situs website Depdagri Australia
Diproduksi oleh Farid Ibrahim dari artikel ABC News.
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dampak Fatwa MUI Soal Mata Uang Kripto Terhadap Kalangan Investor Muslim di Indonesia