Pimred: Pengkritik Obor Rakyat Pasti Belum Membaca

Senin, 23 Juni 2014 – 13:41 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Pemimpin Redaksi Tabloid Obor Rakyat, Setyardi Budiono, merasa biasa saja dipanggil Penyidik Bareskrim Mabes Polri. Menurut Setyardi, ini bukan kali pertama dirinya dipanggil polisi.

Ya, Setyardi hari ini memenuhi panggilan Bareskrim untuk diperiksa sebagai saksi dugaan pencemaran nama baik dan fitnah terhadap calon presiden Joko Widodo, lewat Tabloid Obor Rakyat yang dikomandaninya.

BACA JUGA: Nurul Arifin Sebut Jokowi Tak Paham Konflik Laut China Selatan

"Biasa saja, sebagai awak media saya beberapa kali dipanggil polisi," kata Setyardi didampingi Kuasa Hukum-nya Hinca Panjaitan kepada wartawan di Bareskrim Mabes Polri, Senin (23/6).

Bahkan, ia melanjutkan, tak cuma pernah dipanggil sebagai saksi. Setyardi mengaku pernah dipanggil sebagai tersangka pada 2008.

BACA JUGA: Ini Alasan Ruhut Dukung Jokowi-JK Ketimbang Prabowo-Hatta

"Biasa ini awak media dipanggil lumrah saja, sekarang dipanggil karena jadi Pemred Obor Rakyat," kata Asisten Staf Khusus Presiden ini.

Dia pun yakin bahwa yang mengkritik Obor Rakyat, pasti belum pernah membaca tabloid tersebut.

BACA JUGA: Jaksa Agung Tunggu Perkembangan Kasusnya di Mabes Polri

Menurutnya pula, ini merupakan edisi promo yang dibagikan ke segmen tertentu. "Saya yakin yang menuding belum baca bahkan belum memegang," kata dia.

"Nanti para ahli yang berdebat, lawyer saya juga bukan orang awam di pers, dia sangat mengerti klausul UU Pers. Dia orang Dewan Pers," katanya.

Dia pun menegaskan bahwa pada tabloid itu memakai nama asli. Namun, diakuinya alamat kantor belum disiapkan. "Tapi di website alamat asli. Pertama diluncurkan di hack, tapi sudah kembali," ujarnya.

Dia pun menegaskan bahwa penerbitan Tabloid Obor Rakyat itu menggunakan dana pribadi. Menurutnya, yang menyebut penerbitan itu disponsori pihak tertentu atau bukan pakai uangnya pribadi, sama saja menghinanya.

"Itu menghina saya, menganggap bahwa saya tidak mampu membiayai ini. Sudah saya jelaskan ini inisiatif pribadi saya, Warga Negara Indonesia dan kebetulan saya warga DKI (Jakarta) yang dibohongi Jokowi," katanya. (boy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Megawati Polisikan Kasus Transkrip Transjakarta


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler