jpnn.com - JAKARTA – Anggota Tentara Nasional Indonesia (TNI) makin dikenal sebagai jago tembak. Teranyar, beberapa waktu lalu meraih prestasi membanggakan di ajang Australian Army of Skill Arms at Meeting (AASAM).
Dampaknya, banyak negara yang tertarik untuk membeli senjata yang diproduksi PT Pindad. Perusahaan BUMN itu pun bakal melaunching senjata baru bulan depan. Tentu saja senjata baru itu akan memiliki kemampuan yang sangat keren. "Tapi sekarang masih rahasia," kata Direktur Utama (Dirut) PT Pindad Silmy Karim kepada Jawa Pos (Induk JPNN)
BACA JUGA: Beginilah Cara Taruna Merah Putih Sambut Bulan Bung Karno
Dia menyatakan, saat ini pihaknya mulai banjir pesanan. Salah satu negara yang sudah membeli senjata buatan Pindad adalah Laos. Bahkan, petembak Laos sudah pernah menggunakan senapan SS2 dalam ajang lomba tembak. Dalam perlombaan itu, mereka berhasil meraih medali emas.
Menurut Silmy, cukup banyak senjata yang dibeli Laos dari PT Pindad. Namun, dia enggan menjelaskan jumlah senjata yang sudah dibeli dan sedang dipesan.
BACA JUGA: Ramadan Datang, Jabatan Dua Menteri Ini Terancam
“Pesanannya cukup baik,” ungkapnya. Jumlah senjata yang dibeli merupakan rahasia perusahaan yang tidak bisa disampaikan ke publik.
Selain Laos, ada negara yang sudah beli senjata dari Pindad. Yaitu, Timor Leste, dan Nigeria. Kedua negara itu membeli laras panjang dan pendek. Tidak hanya itu, beberapa negara lain yang juga tertarik membeli produk Pindad.
BACA JUGA: Sesaat..Rakernas PAN Seperti Konser Artis Papan Atas
Silmy juga belum bisa membeberkan nama negara yang akan membeli senjata. Selain membeli senjata, mereka juga ingin membeli lisensi. Bahkan, ada negara yang ingin berinvestasi dengan membangun pabrik.
Hal itu bentuk kepercayaan dan pengakuan dunia terhadap senjata produk dalam negeri. Mereka sudah mengaku kualitas produk. Menurutnya, kualitas produk Pindad sudah dibuktikan dalam lomba.
Salah satunya AASAM. Jadi, pihaknya tidak hanya melakukan promosi, tapi juga memberi bukti nyata. Produk Pindad siap bersaing dengan senjata buatan negara lain.
Silmy menjelaskan, setelah ini pihaknya akan terus memproduksi dan mengembangkan senjata baru. Tidak lama lagi, lanjut dia, perusahaannya akan melaunching senjata baru di kantor Kementerian Pertahanan (Kemenhan).
Salah satunya senapan laras panjang. Dia masih merahasiakan jenis senjata yang akan diperkenalkan ke publik. “Sekarang masih rahasia. Nanti akan kami buka ke publik,” paparnya.
Selain pistol, dan senapan, Pindad juga akan mengembangkan persenjataan lainnya. Selama ini, pihaknya juga dilibatkan dalam perawatan Tank Leopard, Arhanud, dan rudal.
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Mulyono menyatakan, 19 negara yang mengikuti AASAM hampir semuanya tertarik dengan senjata yang digunakan TNI dalam perlombaan itu. Seperti, senapan SS2- V4, pistol G2 elite, pistol G2 combat, dan senjata lainnya. “Mereka tanya-tanya saat kami ikut lomba. Mereka ingin tahu seperti apa senjata yang kami gunakan,” terangnya.
Menurut dia, negara peserta AASAM yang tampaknya serius ingin membeli adalah Brunei Darussalam, Filipina, dan Laos. Mereka sering menyatakan jenis dan spesifikasi senjata buatan dalam negeri itu. Mereka juga bertanya apakah senjata bisa dibeli dan dijual untuk umum. “Saya katakan bisa dibeli,” jelas jendral kelahiran Boyolali, Jawa Tengah itu.
Silmy menambahkan, kerjasama dengan TNI akan terus dibangun. Keberhasilan dalam lomba di Australia itu tidak hanya karena senjata yang digunakan.
Indonesia berhasil meraih juara, karena sejak awal TNI sudah menyiapkan petembak terbaik. Mereka sudah melakukan latihan dengan keras, sehingga menguasai dengan baik teknik menembah dan menggunakan senjata yang disiapkan. Silmy menyatakan, Pindad tidak hanya mencari keuntungan. " Yang paling utama adalah membangun pertahanan nasional," kata dia. (lum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... IPW: Komjen BG Solusi Terbaik
Redaktur : Tim Redaksi