Pindah Agama Menjadi Kristen demi Suaka

Rabu, 09 September 2015 – 07:55 WIB
FOTO: AFP

jpnn.com - DITERIMA di Eropa dan menjadi bagian dari masyarakat yang budaya dan keyakinannya berbeda bakal mendatangkan problem baru bagi para imigran. Bisa jadi, fenomena pindah agama masal seperti yang muncul di Jerman pekan lalu sangat mungkin hadir di Inggris. 

Ya, di Jerman, demi mendapatkan jaminan kepastian suaka, ratusan pencari suaka asal Iran dan Afghanistan dibaptis di Trinity Church Berlin.

BACA JUGA: Menolak Sajikan Minuman Alkohol, Pramugari Dipecat Expressjet

"Sebagian besar (pengungsi) menjadi Kristen bukan karena keyakinan mereka, tapi semata-mata demi mendapatkan suaka. Saya yakin itu," ujar seorang pengungsi asal Iran. 

Hanya, lanjut dia, tidak akan ada yang mengakui motivasinya dengan jujur. Sebab, jika mereka mengatakan hal tersebut, para pemeluk Kristen baru itu justru akan langsung dicoret dari daftar pencari suaka.  

BACA JUGA: Turki Lancarkan Serangan Hebat ke Sarang Milisi Kurdi

(Baca: Wahai Negara-Negara Arab, Kalian kok Diam Saja!)

Untuk mengantisipasi serbuan imigran yang mayoritas muslim itu, pemerintah Inggris memperingatkan warganya tidak terlalu berlebihan dalam memberikan bantuan kepada para pengungsi dan pencari suaka asal Syria. 

BACA JUGA: Gara-Gara Selfie di Lokasi Kecelakaan Pesawat, Dua Polisi Ini Terancam Dipecat

Perdana Menteri (PM) David Cameron menegaskan bahwa Inggris akan menampung 20.000 pengungsi Syria. Tapi, mereka akan ditampung secara bertahap dalam waktu sekitar lima tahun. 

Asosiasi pemerintah lokal mendesak pemerintah dan organisasi-organisasi nonprofit untuk berkomitmen. Sebab, bantuan dan kesepakatan yang kini datang bertubi-tubi itu belum tentu langgeng. 

"Mereka yang sekarang membuka pintu harus tetap memegang komitmennya. Mereka harus bisa menjamin keberlangsungan dukungannya, bahkan saat dunia mulai melupakan krisis ini nanti," tegas asosiasi itu. 

Publik Inggris memang begitu antusias merangkul para pengungsi dan pencari suaka Syria. Kemarin (8/9) ribuan warga yang menyebut diri mereka sukarelawan itu berkumpul di Pelabuhan Calais, perbatasan Prancis, untuk memberikan bantuan kepada mereka.

"Kita bisa membantu membangkitkan rasa percaya diri orang-orang ini," kata James Fisher, pendiri Calaid, kelompok penggalang dana dan bantuan untuk pengungsi Syria. 

Pria 39 tahun itu sengaja mendirikan posko penerimaan bantuan di salah satu sudut Kota London. Di sana, para sukarelawan Calaid berjajar membentuk rantai manusia untuk mengusung bantuan berupa benda ke mobil operasional mereka.

Dari London, bantuan itu dibawa ke Calais untuk dibagikan kepada para pengungsi dan pencari suaka yang ditampung di sana. Selain pakaian dan selimut, Calaid mendapatkan ratusan bantuan berupa sepatu dan makanan kaleng. Selain barang, Calaid sukses menggalang dana secara online. Hingga kemarin, dana untuk para pengungsi Syria itu terkumpul 132.000 pound sterling (sekitar Rp 2,89 miliar).

Tidak hanya menggalang dan mendistribusikan bantuan, ribuan sukarelawan Calaid juga menyediakan penampungan bagi para pengungsi dan pencari suaka itu. Ya, para sukarelawan tersebut menawarkan kamar kosong di rumah-rumah mereka kepada para pengungsi Syria tersebut.

Sedikitnya, ada 5.000 sukarelawan yang secara resmi membuka pintu rumah mereka untuk para pengungsi. (AFP/BBC/hep/c6/ami)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gara-Gara Selfie di Lokasi Kecelakaan Pesawat, Dua Polisi Ini Terancam Dipecat


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler