Pinisi "Kapal Baru Kemarin" (1)

Rabu, 30 November 2016 – 13:33 WIB
Naskah I La Galigo. Meski banyak yang merawikan sejarah kapal Pinisi bermula dalam epos legendaris ini, ternyata tak satu pun kata pinisi di sepanjang kisahnya. Foto: Dok. Horst H Liebner.

jpnn.com - PINISI digadang-gadang sebagai kapal nenek moyang orang Indonesia. Kapal layar yang digunakan untuk mengarungi sekian samudera. Namun ternyata, Pinisi baru muncul pada zaman… 

Wenri Wanhar - Jawa Pos National Network

BACA JUGA: RIP Fidel Castro, Hasta Siempre Comandante...

Banyak yang meyakini, berdasarkan naskah I La Galigo, Pinisi pertama dibuat oleh Sawiregading, putra mahkota Kerajaan Luwuk. Dengan kapal itulah ia berlayar ke Tiongkok untuk meminang We Cudai.  

Kapal itu pecah tiga dihantam gelombang saat kembali ke Luwuk. Sebelah terdampar di Desa Ara, sebelah lagi di Tanah Beru dan satu lagi di Lemo-Lemo, Kabupaten Bulukumba. 

BACA JUGA: Rempah, Rahasia Bumbu Bercinta Tempo Doeloe

Masyarakat di tiga desa tersebut kemudian merakit pecahan kapal tersebut. Mereka memberinya nama Pinisi.

Menguji kebenaran cerita itu, seorang antropolog dari Jerman memeriksa epos I La Galigo. Namanya Horst H Liebner. Pandai berbahasa Jerman, Inggris, Indonesia, Belanda dan beberapa daerah di Sulawesi Selatan. 

BACA JUGA: Pindahkan Makam Tan Malaka, ini Lima Alasan Pejabat Sumbar

Lebih kurang sudah 30 tahun pria kelahiran 28 November 1960 tersebut melanglangbuana di Indonesia. Kini, ia bermukim di sekitar Benteng Somba Opu, Gowa, Sulawesi. 

"Dalam I La Galigo tak ada kata pinisi," katanya di Museum Bahari, Jakarta, 25 November 2016. Hari itu, Deputi IV Kemenko Maritim  menggelar pengajian bertajuk Membedah Sejarah Armada Nusantara.

Epos terpanjang di dunia itu memang berkisah tentang pelayaran. 

Baca: Legenda Pelaut Terpanjang di Dunia  

Nama-nama kapal atau perahu naskah itu wk, wakaa, wakkaa, wakang, wangkang; wk tenet mnuru, perahu batara lattug: wangkang tanete manurung.

Kemudian pedwke, padewakang; jocoge bnw plpkurubinno, joncongeng, banawa, pelapangkuru, binannong; pgti, pangati--sejenis perahu bercadik.

Tersebut juga lopi yang dalam bahasa Bugis kontemporer berarti perahu. Tapi diksi ini sudah jarang dipakai.

"Tak ada pinisi dalam I La Galigo," kata Horst.

Kapal Raja Tallo

Versi lain menyebut Pinisi adalah kapal milik Raja Tallo VII yaitu Manginyarang Dg. Makkiyo (1598-1641) alias Sultan Mudafar. 

Nasaruddin Koro dalam Ayam Jantan Tanah Daeng menulis, Raja Tallo VII memberi perahunya nama Pinisi. Berasal dari dua kata; picuru (contoh yang baik), dan binisi (sejenis ikan kecil yang lincah dan tegar di permukaan air serta tidak terpengaruh oleh arus dan gelombang.

Horst juga memeriksa literatur ini. Yakni naskah Trancriptie van het Dagboek der vorsten van Gowa en Tello, met vertaling en aantekeningen, Bijdragen tot de Taal, Land en Volkenkunde van Nederlandsch Indie (1880).

Ternyata "kata pinisi, phinisi, pinisiq sama sekali tak ada," katanya.

Nah, dari mana kata pinisi berasal? Cerita ini belum selesai…--bersambung (wow/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kisah Saudagar Tionghoa Asal Semarang ini Pukau Sineas Hollywood


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler