Pipa PGN Terindikasi Alami Gangguan

Presure Turun Jadi 401 Juta Kaki Kubik

Selasa, 13 Januari 2009 – 11:54 WIB

TANJUNGPINANG (BP) - Pipa Perusahaan Gas Negara (PGN) yang menghubungkan Kuala Tungkal-Panaran terindikasi mengalami gangguan sejauh 23 kmPipa yang berada di bawah laut sedalam lebih kurang 30 meter itu, mengalami lekukan, dan posisinya tidak lurus lagi

BACA JUGA: Sinaga Tuding MK Terapkan Standar Ganda

Kondisi ini menyebabkan presur penyaluran gas dari daerah penghasil hanya bisa maksimal 401 juta kaki kubik (jkk), turun dari sebelumnya yang mencapai 450 jkk.
Meski demikian, suplay gas ke negara Singapura, dan Batam untuk keperluan pembangkit PLN Batam dan industri tetap normal
"Kendati presure turun jadi 401 juta kaki kubik, suplay tetap terkendali," tegas Senior Corporate Secretary PT Transportasi Gas Indonesia (TGI), ujar Ivan Irawan, saat konfrensi pers usai hearing dengan pihak DPRD Kepri,  Senin (12/1) kemarin di RM Sei Enam Tanjungpinang

BACA JUGA: Bupati Dairi Terpilih Menangis

PT TGI bertindak sebagai pihak tranportasi (penyalur) gas PGN dari daerah penghasil ke konsumen.    
Menurut Irvan, pihaknya tidak bisa memaksa presure sampai keangka 450 jkk, karena khawatir akan menimbuklan dampak besar
Langkah ini sekaligus menyesuaikan kondisi pipa yang mengalami gangguan tersebut

BACA JUGA: Johny-Irwansyah Pemenang Pilkada Dairi

Dalam waktu dekat pipa yang rusak akan diperbaiki"Para pemegang saham sudah memutuskan minta pipa sejauh 23 kilo yang rusak itu diperbaikiSebenarnya gangguan tidak begitu mempengaruhi suplay sekarang, tapi ini untuk antisipasi kedepan," timpal Irvan"Apalagi di Jabung sendiri sedang dibangun proyek untuk meningkatkan kapasitas," tambahnya.
Diperkirakan perbaikan baru akan selesai pada bulan April 2009 mendatangDan ketepatan waktu itu, sangat tergantung dari kondisi cuaca di lapangan"Target kita April 2009 selesai," sahutnya.  Sayangnya, Irvan tidak mengetahui penyebab hingga pipa mengalami lekukan.
Konfrensi pers yang dipandu Ketua DPRD Kepri Nur Syafriadi kemarin, menghadirkan semua pihak terkaitAntara lain manager corporate and medi communication PT ConocoPhillips (pihak produsen gas), Jacob Kastanja, GM PGN Distribusi Wilayah III Sumbagut, Ahmad Rifai, Kadin Pusat Bidang Pengembangan Energi Ali Herman, dan Chairul Iman dari PLN Batam.
Sementara GM PGN Wilayah Sumbagut, Ahmad Rifai mengakui volume suplay gas pada saat pipa mengalami gangguan tetap normalNamun dia ikut memperkirakan, perbaikan tetap perlu karena ada potensi keperluan gas di Batam dan Singapura bakal meningkat kedepannya"Suplay gas ke Batam sekarang itu 64,2 BBDTU, kalau berdasarkan kontrak form-nya 57,2 BBDTUKita pernah juga sampai 67 BBDTU," tutur Ahmad Rifai menggambarkan
Sedangkan Jacob Kastanja dari ConocoPhillips memastikan pihaknya tetap komit menjaga suplay gas ke Batam dan kawasan lainnya sesuai dengan kebutuhan"Itu sudah komitmen PT ConnocoPhillip," ujarnya singkat.

Proyek Tanjungkasam Tunggu Dana
Rencana interkoneksi listrik Batam ke Pulau Bintan tampaknya kian tak jelasPasalnya pembangunan proyek pembangkit PLN di Tanjung Kasam Batam yang ditangani PLN Pusat, masih menunggu dana"Kita belum tau kapan pastinya dibangunKarena sampai saat ini masih menunggu dana," timpal Chairul Imam dari PLN Batam.
Sementara, Ali Herman Bidang Pengembangan Energi Kadin Pusat mengutarakan pasca FTZ BBK ditetapkan, semua infranstruktur penunjang sektor ekonomi mutlak tersediaSeperti jalan, pelabuhan, air dan listrik"Tapi yang masih mengganjal tampaknya hanya listrik," singgungnya.
Ali Herman yang mantan Dirut PLN itu memperkirakan 5 tahun kedepan kebutuhan listrik di Batam mencapai 500 Mwga Watt (MW) dari yang sekrang sekitar 200 MWBegitu juga dengan Bintan dari 50 MW bakal menjadi 100 MW dalam 5 tahun kedepan"Ini semua harus diantisipasi cepat dari sekarang," ingatnya.
Nur Syafriadi sendiri berharap dari hearing lintas sektoral yakni Komisi II dan III yang dilaksanakan kemarin, bisa ditemukan titik terang untuk mengatasi masalah di Kepri, khususnya listrik di Pulau Batam dan Bintan.(gds)

BACA ARTIKEL LAINNYA... OPM Dideadline 3 Minggu


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler