Pj Gubernur Agus Fatoni Sukses Tekan Inflasi dan Deflasi di Sumsel, Ini Kata Kepala BPS

Jumat, 02 Februari 2024 – 10:13 WIB
Pj Gubernur Sumsel Agus Fatoni (depan kiri) melalui programnya, yakni GPISS dan GPMSS mampu menekan inflasi hingga deflasi lebih rendah jika dibandingkan nasional. Foto: Dokumentasi Humas Pemprov Sumsel

jpnn.com, PALEMBANG - Penjabat Gubernur Sumatera Selatan (Sumsel) Agus Fatoni melalui Gerakan Pengendalian Inflasi se-Sumatera Selatan (GPISS) dan Gerakan Pasar Murah se-Sumatera Selatan (GPMSS) dinilai mampu menekan inflasi hingga deflasi pada angka 0,08 persen.

“Provinsi Sumatera Selatan terjadi deflasi sebesar 0,08 persen dan ini lebih rendah jika dibandingkan nasional yang sebesar 0,04 persen,” ungkap Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Moh Wahyu Walianto dalam rilis resminya yang diterima, Jumat (2/2).

BACA JUGA: Tinjau Banjir di Muratara, Pj Gubernur Sumsel Serahkan Bantuan hingga Ajak Warga Jaga Lingkungan

Menurut Wahyu, melalui program-program tersebut angka inflasi dapat ditekan dengan baik.

Bahkan, sejumlah harga komoditi bahan pangan juga ikut turun.

BACA JUGA: Kabar Baik dari Pj Gubernur Agus Fatoni soal Hasil Kinerja Setahun Pemprov Sumsel di 2023

“Dengan adanya pasar murah itu dapat menekan inflasi, gerakan masif di provinsi atau kabupaten atau kota kita lihat dari sisi angkanya ternyata penemuan kami di lapangan komoditas-komoditas banyak peningkatan dibanding penurunan,” kata Wahyu.

Wahyu menyebutkan komoditas penyumbang utama deflasi pada Januari 2024 secara m-to-m, antara lain cabai merah, cabai rawit, angkutan udara, beras, baju muslim wanita dan bensin.

BACA JUGA: Pj Gubernur Agus Fatoni Paparkan Capaian Kinerja Pembangunan Sumsel di 2023, Simak!

Sebagaimana diketahui, terjadi penurunan harga pada komoditi beras dan cabai usai panen yang menyebabkan melimpahkan stok di pasaran.

“Terkait adanya penurunan harga beras, seperti kita ketahui harga beras naik dan Januari ini relatif turun, karena ada panen di Musi Rawas dan OKU Timur ini berdampak pada stok di pasar,” papar Wahyu.

Dia mencontohkan beberapa bulan lalu harga cabai naik.

Namun, pada bulan ini harganya turun karena melimpahnya stok cabai merah dan cabai rawit di pasaran lantaran panen.

Jika dilihat dari 11 kelompok yang ada, lanjut Wahyu, kelompok transportasi sebesar 0,04 persen.

Demikian juga pakaian dan alas kaki mengambil deflasi sebesar 0,04 persen.

“Kemudian inflasi pada bulan Januari ini penyumbang andil terbesar berasal dari komoditas cabai merah 0,021 persen, atau cabai merah mengalami penurunan harga 18,33 persen, cabai rawit penyumbang andil 0,07 persen dan penurunan harga 19,27 persen," rinci Wahyu.

Sementara itu, tarif angkutan udara turut andil 0,04 persen, komoditi beras turun 0,73 persen dan menyumbang andil deflasi 0,03 persen.

Komoditas cabai merah dan cabai rawit menjadi komoditas penyumbang andil deflasi terbesar di empat kabupaten atau kota inflasi di Sumsel, yaitu Kabupaten Ogan Komering Ilir, Kabupaten Muara Enim, Kota Palembang dan Kota Lubuk Linggau keadaan Januari 2024 terhadap Desember 2023.

Sedangkan komoditas yang menjadi penyumbang inflasi terbesar di empat kabupaten/kota adalah tomat, daging ayam ras, dan bawang putih.

“Tekanan inflasi beberapa bulan ke depan masih relatif cukup tinggi karena akan ada beberapa momen seperti Pileg dan Pilpres, Imlek, Ramadan dan Idulfitri sehingga perlu untuk menjaga kestabilan harga," ungkap Wahyu.

Wahyu pun berharap program-program yang telah dilaksanakan tersebut dapat terus dilanjutkan secara intens. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler