Pj Gubernur Jateng Minta Kepala Daerah Pastikan Ketersediaan Pangan Menjelang Ramadan

Rabu, 06 Maret 2024 – 15:05 WIB
Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana (tengah) dalam acara High Level Meeting Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Tengah Semester I Tahun 2024, dan Persiapan Menghadapi Ramadan di Ballroom Hotel Tentrem, Kota Semarang, Rabu (6/3). Foto: Pemprov Jateng

jpnn.com, SEMARANG - Penjabat (Pj) Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana mengimbau seluruh kepala daerah di wilayahnya untuk memastikan ketersediaan pangan menjelang Ramadan dan Idulfitri 1445 Hijriah.

Dia menyampaikan hal itu saat memberikan arahan dalam acara High Level Meeting Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Jawa Tengah Semester I Tahun 2024, dan Persiapan Menghadapi Ramadan di Ballroom Hotel Tentrem, Kota Semarang, Rabu (6/3).

BACA JUGA: Pj Gubernur Jateng Minta 258 Petugas Haji Beri Pelayanan Terbaik kepada Jemaah

"Penting bagi kita untuk memastikan ketersediaan bahan pokok strategis dengan harga yang terjangkau," kata Nana Sudjana.

Sebab, dijelaskan Nana, posisi inflasi Jawa Tengah pada Februari 2024 secara month to month (MtM) sebesar 0,57%.

BACA JUGA: Pj Gubernur Jateng Terima Penghargaan dari Baznas

Inflasi bulanan yang cukup tinggi disebabkan kenaikan harga beras dalam dua pekan terakhir. Sedangkan inflasi secara year on year (YoY) mencapai 2,98%.

Kondisi inflasi jelang Ramadan ini perlu ditekan lagi oleh semua stakeholder agar tidak melonjak tinggi.

BACA JUGA: PJ Gubernur Jateng Pastikan Penanganan Korban Banjir dan Tanggul Jebol

Ada sejumlah isu yang perlu diwaspadai menjeleng Ramadan, di antaranya tren kenaikan harga beras.

Hingga 1 Maret 2024, harga beras medium di Jawa Tengah sebesar Rp15.000 atau mencapai 37% di atas harga acuan pembeli (HAP). Selain itu, kenaikan harga sejumlah komoditas sembako akibat kenaikan permintaan.

Setidaknya empat komoditas yang perlu dilakukan intervensi, yaitu beras medium yang harganya 37,6% di atas HAP, beras premium yang harganya 20,9% di atas HAP, cabai merah besar yang harganya 62,6% di atas HAP, dan gula pasir yang harganya 26,2% di atas HAP.

Adapun enam komoditas lain juga berstatus waspada, yaitu telur ayam ras 16% di atas HAP, cabai merah keriting 41% di atas HAP, bawang putih 23% di atas HAP, cabai rawit merah 35,6%, minyak 5,7% di atas HAP, dan kedelai impor 22,8% di atas HAP.

Sejumlah langkah antisipasi sudah mulai dilakukan oleh pemerintah pusat maupun daerah, diantaranya menggelontorkan bantuan beras Bulog kepada masyarakat dan beras SPHP di pasaran.

Khusus di Jawa Tengah, kata Nana, Pemprov Jateng juga mengeluarkan cadangan pangan untuk membantu masyarakat yang belum menerima bantuan pangan dari Bulog.

"Kami juga mengadakan gerakan pangan murah (GPM) yang dilakukan dari Januari sampai idulfitri sebanyak 100 kali. Saat ini sudah berjalan 75 kali," katanya.

Dalam kesempatan itu, Nana meminta kepada seluruh pemerintah daerah di Jawa Tengah untuk disiplin melaporkan dan menginput data harga harian SP2KP.

Selain itu, berkomunikasi intensif antar anggota TPID termasuk Satgas Pangan dan Kejaksaan guna kelancaran pelaksanaan operasi pasar dan sidak gudang distributor.

"Kami juga koordinasi dengan Polda untuk mengecek harga pasar, pemantauan untuk menghindari penimbunan pangan tersebut. Itu langkah yang kami lakukan dalam waktu dekat," paparnya.

Isu lainnya menjelang ramadan dan idulfitri adalah peningkatan pergerakan orang yang menuju dan melintas Jawa Tengah selama lebaran 2024 diperkirakan meningkat 25% dibanding periode lebaran 2023.

Kemudian, kenaikan tarif angkutan umum semua moda transportasi yang berisiko mendorong inflasi, serta periode transisi sebelum memasuki kemarau pada Juni. (jpnn)


Redaktur : Djainab Natalia Saroh
Reporter : Djainab Natalia Saroh, Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler