jpnn.com, JAKARTA - PT Pembangkitan Jawa-Bali (PJB) sedang mengembangkan pembangkit dengan kapasitas 10.230 megawatt (mw).
Pembangkit tersebut bakal menambah portofolio pembangkit yang dikelola anak usaha PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) yang saat ini tercatat 16.000 mw.
BACA JUGA: PT PJB Buka Peluang Kolaborasi dengan Perusahaan Abu Dhabi
Kepala Divisi Strategi Bisnis, Pengembangan Produk, dan Pasar PT PJB I Nyoman Ngurah Widiyatnya menyatakan, saat ini beberapa proyek masih memasuki tahap inisiasi. Sebagian proyek lainnya sudah masuk tahap konstruksi.
”Mayoritas akan beroperasi pada 2019 untuk pembangkit yang besar. Ada pula beberapa yang kecil akan beroperasi tahun ini dan tahun depan,” ujarnya, Selasa (24/10).
BACA JUGA: Jokowi Akan Resmikan PLBN Skouw dan Pembangkit Listrik di Jayapura
Pembangkit yang masuk tahap konstruksi saat ini mencapai 3.050 mw.
Perinciannya, pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) Jawa 7 dengan kapasitas 2.000 mw yang digarap PJB dengan Shenhua.
BACA JUGA: Kata Pak Jokowi ada 34 Pembangkit Listrik yang Mangkrak
PJB memiliki saham 30 persen dan Shenhua 70 persen dengan total project cost mencapai USD 1,8 miliar.
”PPA-nya direncanakan April 2020, tetapi kami usahakan November 2019 bisa masuk commercial operation date (COD). Saat ini sudah konstruksi sekitar 30 persen,” terangnya.
Ada pula PLTU Cilacap Ekspansi dengan kapasitas 1.000 mw yang bekerja sama dengan PT SSP.
Dalam proyek tersebut, PJB memiliki saham 49 persen dengan total proyek cost USD 1,2 miliar.
Proyek tersebut telah masuk tahap konstruksi dengan COD pada 2019.
Kemudian, PLTU Mamuju berkapasitas 50 mw yang dibangun melalui anak perusahaan PJB, yaitu PT Rekadaya Elektrika, bekerja sama dengan PT Rekind dengan biaya USD 103 juta.
Selain itu, PJB akan membangun pembangkit listrik tenaga gas uap atau PLTGU Sumbagut 1, 3, dan 4 yang bekerja sama dengan perusahaan Qatar, Nebras Power Company, dengan total biaya USD 800 juta.
Rencananya, PJB dan Nebras Power Company membentuk perusahaan patungan dengan kepemilikan saham PJB sebesar 51 persen dan Nebras Power 49 persen.
”Saat ini masih inisiasi, belum ada pembentukan perusahaan patungan. Kira-kira target groundbreaking dapat dilakukan pada Oktober 2018,” ujarnya.
Pembangkit berkapasitas 800 mw tersebut ditargetkan dapat COD pada akhir 2019 atau awal 2020.
Sementara itu, pembangkit PJB yang masuk tahap pra-konstruksi 510 mw adalah PLTA Batang Toru.
PJB bekerja sama dengan perusahaan Tiongkok dan domestik dengan total project cost USD 1,45 miliar.
Besarnya kepemilikan saham PJB adalah 25 persen. Ada pula tahap PPA dan pengembangan dengan perincian skema IPP berkapasitas 6.250 mw.
Juga, pengembangan mobile power plant 420 mw yang segera beroperasi tahun depan di Sumatera dan Sulawesi.
Saat ini PJB mengelola pembangkit sebesar 16.000 mw.
Sebanyak 7.055 mw merupakan pembangkit milik perseroan dan 7.275 mw milik PLN dan IPP.
PJB juga memiliki saham melalui perusahaan patungan sebesar 1.660 mw. (vir/c21/fal)
BACA ARTIKEL LAINNYA... 8 PLTG & 9 Infrastruktur Listrik di Kalbar Diresmikan
Redaktur & Reporter : Ragil