jpnn.com - JAKARTA - Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tidak akan menjalin kerja sama lebih jauh dengan partai-partai Islam. PKB lebih memilih partai berbasis nasionalis sebagai mitra koalisi dalam pemilihan presiden 9 Juli nanti.
"Belum ada figur yang mampu dan mau menjadi kandidat capres atau cawapres dalam kerangka partai-partai berbasis Islam," kata Ketua DPP PKB Marwan Jafar, Jumat (18/4).
BACA JUGA: Pramono Khawatir DPR Dibajak Caleg Tajir
Menurutnya, jika partai-partai Islam dipaksakan untuk berkoalisi belum tentu figur yang diusung mampu menyaingi capres lain. Begitu pula sebaliknya, karena itu, dia menyebut sekarang kondisinya dilematis.
"Belum ada tokoh-tokoh Islam yang punya elektabilitas dan popularitas tinggi dan bisa bersaing dengan tokoh-tokoh partai nasionalis. Sementara, waktu untuk mendongkrak popularitas dan elektabilitas sangat mepet," jelas Marwan.
BACA JUGA: KPU Khawatir Aksi Pembakaran Menjalar
Selain masalah figur, dia menambahkan, urusan finansial menjadi catatan lain sulitnya membentuk kekuatan poros Islam. Sebab, biaya kampanye sangat tinggi, baik untuk sosialisasi, iklan, kunjungan ke daerah-daerah, membentuk relawan dan tim sukses. "Semuanya itu butuh biaya tinggi," tegas Marwan yang juga anggota Komisi VI DPR.
Diketahui, tadi malam, sejumlah elit parpol dan ormas Islam menggelar pertemuan mengenai kemungkinan kembalinya dibentuk koalisi parpol Islam jilid II. Sebagaimana yang pernah dibentuk pada 1999 silam dan dikenal sebagai poros tengah.(rus/rmol)
BACA JUGA: KPU: Tak Ada Pencoblosan Ulang di Dua Kecamatan di Donggala
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pertanyakan Kematangan Suryadharma Berpolitik
Redaktur : Tim Redaksi