jpnn.com, JAKARTA - Ketua Panitia Khusus Rancangan Undang-undang Pemilihan Umum (RUU Pemilu) Lukman Edy mengatakan sebenarnya paling ideal diantara lima paket isu krusial RUU Pemilu adalah opsi D.
“Itu paket yang diajukan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB),” kata Lukman di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Jumat (21/7).
BACA JUGA: PKB Maklum PAN Tak Bersama Pemerintah Soal UU Pemilu
Opsi D itu adalah presidential threshold 10-15 persen, parliamentary threshold 5 persen, sisitem terbuka, alokasi kursi per daerah pemilihan 3-8, dan konversi suara saint lague murni.
"Hampir semua orang mengatakan paling ideal itu D," ujar Lukman.
BACA JUGA: Siapa Bilang PKB Pasti Dukung Jokowi di Pilpres?
Sebab, dia menjelaskan, di paket itu sudah mencerminkan keberhasilan melakukan konsolidasi demokrasi 15 tahun lebih cepat dibanding secara gradual yang selama ini dilakukan.
Menurut Lukman, parliamentary threshold lima persen naik 1,5 persen dibanding pemilu sebelumnya 3,5 persen. "Kalau rata-rata 1,5 persen saja setiap tahun maka 15 tahun lebih cepat," tegasnya.
BACA JUGA: 200 Santri Akan Ikuti Final MKK di Graha Gus Dur
Kemudian mengecilkan alokasi kursi per dapil menjadi 3-8 juga bagian dari percepatan konsolidasi. “Tapi, kan opsi ini kemudian tidak diminati fraksi lain," ujarnya.
Namun, Lukman menegaskan, pilihan paket A merupakan salah satu bentuk komunikasi politik yang dilakukan PKB, termasuk dengan partai koalisi pendukung pemerintah. "Ya PKB ini berada pada posisi yang berkomunikasi dengan segala pihak," ujarnya.(boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Demi PT Nol Persen, Anak Buah SBY Inginkan Voting Tertutup
Redaktur & Reporter : Boy