JAKARTA - Partai Keadilan Sejahtera (PKS), hingga saat ini belum memperhitungkan keinginan Jusuf Kalla yang telah menyatakan diri siap jadi calon presiden (capres) dari Partai Golkar.
“Meski Ketua Umum Partai Golkar, Jusuf Kalla telah menyatakan diri siap jadi calon presiden pada pemilu 2009 mendatang, namun PKS belum memperhitungkan pernyataan pribadi JK tersebut,” tegas Presiden PKS Tifatul Sembiring dalam diskusi yang diselengarakan DPP Partai Golkar di DPP Partai Golkar, Slipi Jakarta, bertema “Fenomena Blok S, Blok M dan Blok J dalam Politik Indonesia”, Senin (3/3).
Di tempat yang sama, Wakil Ketua Umum DPP Golkar, Agung Laksono menegaskan bahwa pencalonan JK belum definitif“Golkar sendiri belum firm dengan pencalonan JK
BACA JUGA: ICW : DPR Tak Pernah Jera
Jadi bagaimana partai lain mau turut mendukungnya jika Golkar sendiri tidak firm,” ujar Tifatul.Oleh karena itu, lanjutnya, meski JK kini telah menjadikan dirinya sebagai sosok yang patut diperhitungkan diluar SBY dan Megawati namun hal itu menjadi sulit jika Golkar sebagai institusi tidak memformalkannya
“Selain itu aksetabiltas popularitas dari seluruh survey yang telah dilakukan ternyata SBY masih teratas
BACA JUGA: Pembangunan Daerah Stagnan, DPD Tuding Parpol
JK sendiri masih di posisi keenam dan masih kalah dengan kader Golkar lainnya seperti Sultan,” imbuhnya.Sementara Sekjen Partai Amanat Nasional (PAN), Zulkifly Hasan menilai bahwa wajar jika JK ingin menjadi presiden karena dirinya merasa sudah punya pengalaman sebagai wapres maupun ketua umum partai terbesar dan pemenang pemilu 2004
“Jadi tidak ada alasan bagi JK untuk tidak berani menjadi capres
BACA JUGA: Kasus Monas, Polri Tak Mau Gegabah
problem sekarang adalah soal prosedur pencalonan JK hingga menjadi usulan insititusi bernama Golkar,” tegasnya.Sekjen PDIP, Pramono Anung mengaku heran dengan kondisi pasca pencapresan JK ini, karena pasca pendeklrasian dirinya tiba-tiba Golkar membantah sendiri keberhasilan-keberhasilan yang selama ini diklaim Golkar sebagai keberhasilan pemerintah“Saat ini kan banyak kader-kader Golkar yang membantah sendiri keberhasilan-keberhasilan yang telah dicapaiIni memang sikap tidak konsisten dari Partai Golkar,” katanya.
Jangan sampai kejadian pada 2004 dimana diseluruh lini tidak total membuat capres Golkar sudah kalah pada putaran pertama, imbuh Pramono Anung.
Di tempat terpisah, Ketua Pelaksana Harian Pimpinan Kolektif Nasional Partai Demokrasi Pembaruan, Roy BB Janis dalam diskusi yang diselenggarakan DPD di hari yang sama mengingatkan bahwa SBY-JK harus belajar dari pengalamanJangan sampai kejadian pada pemilu 2004 lalu yaitu ketika Megawati-Hamzah Haz pecah keduanya justru tidak mendapatkan apa-apa.
“Saya kira SBY-JK harus mau belajar dari Mega-Hamzah, ketika mereka pecah, keduanya tidak mendapatkan apapunJK terutama tidak memikirkan dampaknya ketika dia mencapreskan diri dan mengatakan dirinya lebih baikIni membuat kabinet menjadi terbelah dan sangat merugikan rakyatLagipula bicara capres saat ini adalah bicara pepesan kosongSaya rasa semua pihak juga harus mau jujur belum ada yang bisa menyaingi SBY,” ujar Roy lagi.
Mantan anak buah Megawati Soekarnoputri itu juga menilai bahwa perpecahan SBY-JK ini disebabkan oleh sistem politik di Indonesia yang burukOleh karena itu kedepan agar hal seperti ini tidak terus terulang maka harus ada pembenahan sistem politik di Indonesia“Selama wapresnya memiliki partai yang lebih kuat, maka kejadian penelikungan seperti ini akan terus terulangKita sudah lihat di era Gus Dur yang digeser oleh Mega yang memiliki dukungan partai politik yang lebih kuatHal itu nampaknya ingin diulangi lagi oleh JKNamun jika JK bermanuver saat ini baru terlihat seperti orang yang arogan, tapi di era Gus Dur costnya ilang jabatanOleh karena itu hal ini harus diubah,” ujar Mantan Petinggi PDIP ini lagi(fas/JPNN)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Abdul Hadi Bisa Dijenguk lewat Monitor
Redaktur : Tim Redaksi