PKS Ingatkan Pemerintah soal Teguran WHO Pada Indonesia: Tetap Waspada

Senin, 20 September 2021 – 18:58 WIB
Politikus PKS Mulyanto mengingatkan pemerintah untuk menindaklanjuti teguran WHO terkait potensi lonjakan kasus baru Covid-19. Ilustrasi: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Politikus PKS Mulyanto mengingatkan pemerintah untuk menindaklanjuti teguran WHO terkait potensi lonjakan kasus baru Covid-19.

"Tetap waspada," tegas Mulyanto, di Jakarta, Senin (20/9).

BACA JUGA: Hore! Ada Kabar Baik dari Luhut Binsar soal Mal, Bioskop, hingga Perkantoran

Dia juga mengingatkan pemerintah jangan terbuai dengan hasil capaian yang bersifat sementara.

Pemerintah tidak boleh lengah akan peningkatan mobilitas masyarakat di bidang ritel dan rekreasi. Pasalnya, saat ini ditemukan beberapa varian baru virus Covid-19 yang kita belum tahu daya tularnya.

BACA JUGA: PPKM Diperpanjang Lagi, Luhut Binsar Ungkap Titah Jokowi Terkini

Mulyanto meminta pemerintah terus mengupayakan penurunan kasus baru dan kasus kematian akibat Covid-19 dengan berbagai program terukur. Selain terus mendorong pembangunan pabrik vaksin Merah Putih karya anak bangsa.

"Terlalu dini untuk mengatakan, bahwa penanggulangan Covid-19 di Indonesia sudah berhasil. Semua masih berproses. Masih banyak faktor yang memungkinkan melonjaknya kasus baru Covid-19 sebagaimana yang terjadi di AS, Singapura dan Malaysia.

BACA JUGA: Kasus Covid-19 Turun Signifikan, Qodari Puji Jokowi dan Luhut

Oleh karena itu pemerintah harus konsisten melakukan pengawasan dan pengendalian mobilitas masyarakat.

"Jangan kasih kendor," kata Mulyanto.

Mulyanto mengingatkan bahwa laju vaksinasi kita masih lambat. Data dari “Our World In Data” hari ini memperlihatkan coverage vaksinasi kita baru 28 persen penduduk. Sementara AS dan Malaysia masing-masing sudah mencapai 63 persen dan 67 persen. Bahkan, Singapura sudah lebih dari 80 persen.

Belum lagi angka laju kasus fatal, yakni rasio antara jumlah kematian terhadap jumlah kasus positif Covid-19 di Indonesia masih tinggi, yakni sebesar 3.4 persen. Artinya dari 100 pasien yang positif Covid, sebanyak lebih dari 3 orang meninggal. Bandingkan dengan di AS dan Malaysia yang masing-masing sebesar 1.3 persen dan 1.9 persen. Singapura angka laju kasus fatal hanya sebesar 0.1 persen.

Menurut dia, rendahnya tingkat cakupan vaksinasi dan tingginya angka laju kasus fatal tersebut, maka Indonesia masih tergolong rawan terhadap resiko kematian akibat Covid-19.

"Jangan abai atau menganggap enteng," ujar anggota Komisi VII DPR RI ini.

Sebelumnya WHO memberi teguran keras kepada Provinsi Jabar, Jateng dan Jatim yang dinilai melemah dalam pelaksanaan program prokes. Dikhawatirkan kelemahan dan kelonggaran ini dapat memicu kembali kenaikan kasus positif Covid-19.

WHO melihat ada peningkatan signifikan mobilitas masyarakat di bidang ritel dan rekreasi yang telah mencapai prapandemi.

Oleh karena itu WHO minta pemerintah menyediakan rencana antisipasi dan mitigasi terkait kemungkinan peningkatan mobilitas masyarakat yang akan berdampak pada transmisi Covid-19. (mcr10/jpnn)

Simak! Video Pilihan Redaksi:


Redaktur & Reporter : Elvi Robia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler