jpnn.com - JAKARTA - Beredar kabar PDIP hanya akan menjalin koalisi dengan Nasdem di Pilpres nanti. Wakil Sekretaris Jenderal DPP PKS Fahri Hamzah mengingatkan kemungkinan terburuk yang dihadapi PDIP jika hanya berkoalisi dengan partai besutan Surya Paloh.
Fahri menjelaskan, kekuatan semua partai saat ini cukup merata. Perolehan suara pileg, setidaknya berdasarkan hitung cepat, semua partai politik wajib berkoalisi menghadapi pemilu presiden karena tak ada yang mendapatkan 20 persen kursi di parlemen atau 25 persen suara secara nasional.
BACA JUGA: Dihadang Mahasiswa ITB, Jokowi Kabur
"PDIP jangan sembarangan, bagaimana kalau di detik-detik akhir Nasdem tidak mau teken (koalisi)? Jokowi bisa tidak jadi capres," ucap Fahri kepada wartawan di Cikini, Jakarta, Kamis (17/4).
Lebih jauh, Fahri mengkritik Jokowi. Fahri menilai bakal calon presiden dari PDIP itu tak mengerti sistem politik yang berlaku di Indonesia. Fahri yakin, PDIP dan Jokowi akan sulit menyolidkan roda pemerintahan jika nantinya mendapat kesempatan berkuasa dengan sikap politik yang kaku.
BACA JUGA: PKB Optimis Raih Kursi Satu Fraksi
"Dia (Jokowi) tidak mengerti sistem multi partai. Enak saja tidak mau bagi-bagi kekuasaan. Bukan soal bagi-bagi kekuasaan, sekarang ini kekuatan partai merata, lebih dahsyat, mengelola DPR akan lebih sulit," kata Fahri. (rmo/jpnn.com)
BACA JUGA: Dua Anak Atut Berpeluang Besar Lolos ke Senayan
BACA ARTIKEL LAINNYA... Koalisi Islam Potensial Menang di Pilpres
Redaktur : Tim Redaksi