jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik Said Salahuddin memprediksi PKS tidak akan keberatan jika calon wakil presiden yang mendampingi Prabowo Subianto di Pilpres 2019 adalah Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.
Menurut Said, pria yang akrab disapa Cak Imin itu memiliki elektabilitas yang lebih baik dibanding sembilan nama yang selama ini dijagokan PKS sebagai capres maupun cawapres. Selain itu, Cak Imin memiliki basis dukungan yang berbeda dengan PKS.
BACA JUGA: Peluang Jokowi - Prabowo Masih Terbuka Lebar
PKB merupakan partai yang lahir dari rahim Nahdlatul Ulama (NU). Sangat kuat di Jawa Tengah dan Jawa Timur, daerah dimana Prabowo Subianto pada Pilpres 2014 lalu kalah telak dari Jokowi. Sementara PKS, basis pendukung terbesarnya ada di Jawa Barat, Sumatera Barat, dan DKI Jakarta.
"Saya berkeyakinan PKS dan PAN akan menerima. Berbeda ketika misalnya posisi cawapres dari PKS, maka kemungkinan PAN tidak akan mau. Bukan karena enggak fair berganti tempat, tapi lebih kepada soal elektabilitas. Pilpres 2014 lalu kan cawapres Jokowi dari PAN (Hatta Rajasa)," ujar Said kepada JPNN, Jumat (20/4).
BACA JUGA: Pasangan Ini Dianggap Mampu Imbangi Jokowi di Pilpres 2019
Direktur Sinergi Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma) ini meyakini PKS dan PAN dapat menerima Cak Imin juga didasari alasan lain. Kedua partai kemungkinan melihat kecenderungan kelompok Islam yang selama ini terkesan terpecah dua, akan menyatu.
"Kalau kelompok-kelompok Islam seperti NU, Muhammadiyah bersatu dengan kelompok-kelompok Islam lain, maka suara suara umat Islam ke Prabowo juga akan solid," ucapnya.
BACA JUGA: Mardani PKS Tak Heran Jokowi Selalu Ungguli Prabowo
Apa keuntungan bagi PKS dan PAN jika duet Prabowo-Cak Imin terwujud? Said menilai sangat besar. Kedua partai itu bisa saja kemudian memeroleh kompensasi jumlah menteri yang cukup besar mengisi kabinet nantinya.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Jadi Capres, Zainul Majdi Yakin Bisa Perkuat Ekonomi Umat
Redaktur & Reporter : Ken Girsang