jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua FPKS DPR RI Bidang Industri dan Pembangunan Mulyanto menagih janji pemerintah soal pengalihan gas oksigen industri untuk kepentingan medis.
Mulyanto melihat hingga saat ini kebijakan itu belum dijalankan, sehingga beberapa rumah sakit masih kesulitan mendapatkan pasokan oksigen untuk melayani pasien.
Anggota Komisi VII DPR RI ini mendapat laporan hingga saat ini perusahaan penghasil bahan baku liquid oxygen masih menyalurkan produknya ke sektor industri. Akibatnya produsen gas oksigen untuk medis kekurangan bahan baku.
BACA JUGA: Politikus PKS Ini Tagih Janji Program Food Estate Kementan
"Padahal kami berharap produsen gas oksigen medis dapat mengoptimalkan kapasitas untuk mencapai 100 persen dan menambah kapasitas produksi baru. Upaya ini tidak bisa dipenuhi kalau bahan baku liquid oxygen-nya tetap dialirkan ke sektor industri seperti biasa," tegas Mulyanto, di Jakarta, Rabu (14/7).
Mulyanto meminta pemerintah serius mengawasi distribusi dan alokasi bahan baku liquid oxygen ini di lapangan.
"Bila tidak ujung-ujungnya produksi gas oksigen untuk sektor medis tetap akan mengalami kekurangan dan ujung-ujungnya kita hanya mengandalkan impor gas oksigen," tegas Mulyanto.
Seperti diketahui produksi gas oksigen dalam negeri total sebesar 640 juta ton per tahun dengan kapasitas produksi sebesar 74 persen. Dari jumlah ini sektor industri dialokasikan sebesar 70 persen, sedang sektor medis dialokasikan sebesar 30 persen.
Peningkatan tajam kebutuhan gas oksigen di sektor medis, maka dibutuhkan upaya untuk meningkatkan kapasitas produksi gas oksigen yang belum optimal.
Pemerintah juga berjanji akan meningkatkan alokasi gas oksigen untuk sektor medis bahkan mencapai 100 persen.
"Jadi, implementasi janji pemerintah untuk menggeser alokasi gas oksigen dari sektor industri ke sektor medis hingga 100 persen di masa-masa panik seperti sekarang ini sangat ditunggu," tegas Mulyanto. (mcr10/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
BACA JUGA: Pemerintah Pastikan Pasokan Oksigen Cukup
Redaktur & Reporter : Elvi Robia