jpnn.com, BOGOR - Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui Pusat Kajian Sumber Daya Pesisir dan Lautan (PKSPL) melakukan langkah konkret untuk menggerakkan ekonomi umat berbasis pesantren.
Program yang dimaksud adalah di bidang kelautan dan perikanan. Untuk menyukseskannya, PKSPL IPB pun menggandeng Koperasi Mitra Santri Nasional (KMSN), Forum Zakat (FoZ), dan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
BACA JUGA: Profesor IPB Paparkan Fakta Tentang MSG
Rektor IPB Arif Satria menjelaskan, pesantren adalah satu komunitas yang memiliki posisi strategis, dalam konteks pemberdayaan ekonomi umat. Sehingga, menjadi sebuah keniscayaan bagi IPB untuk bersinergi dengan mereka.
"IPB harus banyak hadir di masyarakat dalam rangka untuk pengembangan keilmuan. Jadi ilmu-ilmu yang dikembangkan di IPB sudah saatnya berorientasi pada kebutuhan-kebutuhan masyarakat," kata dia disela-sela acara soft launching program ekonomi umat berbasis pesantren di Bogor, Jawa Barat, Minggu (6/5).
BACA JUGA: Jokowi Ingin BWM Diperbanyak agar Ekonomi Umat Punya Ruang
Menurut Arif, program 'Pesantren Kelautan' yang digagas PKSPL diharapkan mampu melahirkan pengusaha-pengusaha dari kalangan santri, yang mampu memanfaatkan potensi kekayaan laut yang sangat besar.
"Santri harus punya jiwa enterpreneruship. Karena apa, ketika nanti mereka menjadi pengusaha, tentu roda ekonomi dan pemberdayaan umat semakin kuat," beber mantan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu.
BACA JUGA: Target 8 Kampus Berdiri Tahun Ini di Pekalongan
"Saya harap program ini menciptakan arus ekonomi yang baru. Basisnya UKM dan pemberdayaan berbasis pesantren ini," imbuhnya.
Hal senada diutarakan Ketua MUI, KH Ma'ruf Amin. Menurutnya sudah saatnya pesantren ikut serta menjadi agen perubahan khususnya di bidang perekonomian negara.
"Potensi pertanian dan perikanan Indonesia besar. Selama ini belum mampu mengkapitalisasinya secara maksimal. Lewat program ini saya berharap bisa memaksimalkan potensi yang ada," jelas dia.
Ma'ruf yakin ketika program ini berhasil, maka ke depan akan mampu berandil besar dalam mewujudkan kedaulatan pangan. "Saya optimistis. Pesantran dan para santri mampu melakukannya. Lewat mereka, insyaallah tak lagi impor, tapi menjadi negara pengekspor," tuturnya.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut Ketua Senat Akademik IPB, Tridoyo Kusumastanto, Ketua Forum Zakat (FOZ), Bambang Suherman, Kepala LPPM IPB, Aji Hermawan, serta Kepala PKSPL, Ario Damar, serta Ketua Koperasi Mitra Santri Nasional, Sholahuddin.
Program yang digagas bersama ini bakal dimulai di kawasan Pulau Jawa. Sebagai tahap awal, akan menyasar pondok pesantren di kawasan pesisir utara Kepualaun Seribu, Jawa Barat, dan Banten.
"IPB dalam hal ini sebagai mitra ahli. Mereka nanti yang men-support dan menyiapkan SDM yang terampil dan kompeten," ujar Sholahuddin.
"Kerja sama dengan IPB ini kami fokus sektor pertanian. Mereka melakukan pendampingan. Kami akan coba empat sampai lima pesantren," katanya.
Saat ini, kata Sholahuddin, KMSN sudah berada di 17 provinsi dan ratusan daerah. "Sudah ada 700 pesantren yang bergabung. Sektornya beragam, mulai dari pertanian, perikanan, hingga bidang-bidang lain," bebernya.
Dia yakin bahwa program pemberdayaan ekonomi berbasis pesantren, mampu menggerakkan roda perekonomian masyarakat sekitar.
Senada, Ketua Senat Akademik IPB, Tridoyo Kusumastanto menambahkan, keberadaan santri sangat dekat dengan masyarakat. Dengan kata lain, mereka berada di setiap penjuru nusantara.
"Kekuatan ini bisa membangkitkan perekonomian masyarakat sekitar santri. Khususnya pesantren–pesantren yang berada di pesisir laut dalam memanfaatkan kekayaan bahari," pungkasnya. (adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... BNI Syariah Jalin Kerja Sama Pembayaran SPP Mahasiswa IPB
Redaktur : Tim Redaksi