Plan Indonesia Beri Pelatihan SPAB dan Fasilitator Sekolah Tangguh untuk Warga Cianjur

Minggu, 22 Januari 2023 – 21:52 WIB
Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) membuat kegiatan di Cianjur. Foto: dok PI

jpnn.com, JAKARTA - Yayasan Plan International Indonesia (Plan Indonesia) bekerja sama dengan Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Cianjur menggelar Workshop Penguatan Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) dan Pelatihan Fasilitator Sekolah Tangguh di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.

Kegiatan ini dirancang untuk memberikan referensi bagi para pemangku kepentingan, terutama sekolah, mengimplementasikan program SPAB.

BACA JUGA: Bantuan Untuk Korban Gempa Cianjur Masih Mengalir, AEON Sumbang Rp 163,5 Juta

Kegiatan yang dilaksanakan pada  17-20 Januari 2023 ini juga sebagai upaya meningkatkan kapasitas guru, kepala sekolah, serta Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga di Kabupaten Cianjur dalam pengetahuan seputar isu sekolah tangguh pasca-terjadinya bencana gempa bumi pada 21 November 2022 lalu.

Team Leader Proyek CERDAS, Zuniatmi mengungkapkan Plan Indonesia saat ini sedang mengembangkan salah satu bidang tema implementasi, yaitu sekolah tangguh untuk mendukung SPAB.

BACA JUGA: Begini Cara Srikandi Ganjar Menekan Angka Pernikahan Dini di Kabupaten Cianjur

Sekolah tangguh dimaksudkan untuk mendukung siswa, guru, dan komunitas sekolah untuk menghadapi risiko yang timbul dari berbagai macam ancaman bencana yang ada.

“Sekolah tangguh didesain untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan komunitas sekolah sehingga bisa mengurangi risiko bencana yang akan timbul,” ungkap Zuniatmi, dalam acara pembukaan pelatihan SPAB dan Fasilitator Sekolah Tangguh di Aula PGRI Cilaku, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, Selasa (17/1).

BACA JUGA: Daftar Wilayah Peta Bahaya Gempa Bumi Cianjur, Tolong Jangan Diabaikan!

Zuniatmi menambahkan Kabupaten Cianjur memiliki urgensi untuk menguatkan dan meningkatkan kapasitasnya dalam program SPAB menimbang tingginya kerawanan bencana gempa wilayah itu, serta dampaknya bagi kelangsungan proses belajar mengajar di sana.

Hal ini seperti bencana gempa yang terjadi tanggal 21 November 2022 silam.

Pelatihan ini diikuti sejumlah pemangku kepentingan, di antaranya Bappelitbang Kabupaten Cianjur, BPBD Kabupaten Cianjur, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Cianjur, dinas-dinas terkait di lingkup Pemerintah Kabupaten Cianjur, perwakilan kepala sekolah dan komite sekolah, serta sejumlah LSM/NGO, dan forum anak di wilayah Kabupaten Cianjur.

Di akhir kegiatan pelatihan, akan dikukuhkan komitmen Pemerintah Kabupaten Cianjur dalam penerapan SPAB dan pembentukan Sekretariat SPAB Cianjur.

Berdasarkan data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebanyak 701 fasilitas pendidikan rusak pasca bencana gempa bumi dengan magnitudo 5.6 yang melanda Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada 21 November 2022 lalu.

Akibatnya proses belajar mengajar terhenti sehingga berisiko memunculkan masalah sosial lainnya, seperti peningkatan angka putus sekolah dan perkawinan anak.

Cianjur merupakan salah satu wilayah dari banyak wilayah di Indonesia yang rawan bencana.

Berdasarkan data Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2019, sebanyak 52.902 sekolah berdiri di wilayah rawan gempa, 54.080 di wilayah rawan banjir, dan 15.597 di wilayah rawan longsor.

Menyadari potensi risiko kebencanaan yang tinggi, Indonesia sejak 2008 sudah merumuskan dan mengimplementasikan program SPAB sebagai cara untuk melindungi warga satuan pendidikan dari dampak buruk bencana.

Program SPAB memastikan keberlangsungan layanan pendidikan dalam situasi darurat dan memulihkan kembali fungsi satuan pendidikan pasca bencana.

Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga Kabupaten Cianjur, Akib Ibrahim, dalam kesempatan yang sama mengapresiasi seluruh pihak yang terus peduli dan mendukung terwujudnya pembangunan pendidikan di wilayah Kabupaten Cianjur.

Oleh karena itu, pihaknya mengimbau seluruh jajaran Pemerintah Kabupaten Cianjur serta instansi-instansi yang ada untuk meningkatkan komitmen dan pengetahuan dalam hal mitigasi bencana, mengingat wilayahnya merupakan daerah rawan bencana lantaran berada di patahan Sesar Cimandiri.

"Satuan pendidikan aman bencana harus kita pahami, apa yang harus kita kerjakan agar satuan pendidikan dapat aman dari bencana. (Potensi) Bencana yang ada di Cianjur adalah gempa bumi. Maka kita harus paham tahapan-tahapan yang harus kita waspadai, kita sikapi, baik di lingkungan seluruhnya maupun di sekolah,” tuturnya.

Lebih lanjut, Akib menekankan perlunya mengikuti dan memperbarui informasi seputar gempa bumi, melalui pelbagai sumber seperti BMKG, BNPB, maupun BPBD sehingga diketahui wilayah mana yang rawan untuk dibangun fasilitas publik seperti fasilitas pendidikan termasuk, teknologi-teknologi sipil dalam upaya pembangunan sekolah yang aman bencana.

Sementara, Tenaga ahli Kebencanaan Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana (Seknas SPAB) Kementerian Pendidikan, Budaya, Riset, dan Teknologi, Jamjam Muzakir menjelaskan implementasi program SPAB dilakukan demi memastikan seluruh peserta didik dapat belajar secara nyaman dan aman dari ancaman bencana.

Di samping itu, dengan SPAB peserta didik dapat memperoleh pengetahuan penting yang dapat menyelamatkan hidupnya bila terjadi bencana, serta bisa memulihkan sektor pendidikan dengan segera saat terdampak bencana.

“Seknas SPAB merupakan lembaga yang melakukan koordinasi antarpihak untuk mendorong implementasi SPAB ini, termasuk dengan BNPB,” jelasnya.

Indonesia, lanjut dia, merupakan negara yang memiliki kerentanan terhadap ancaman alam yang tinggi, baik itu ancaman banjir, tanah longsor, angin puting beliung, gempa, tsunami, letusan gunung api, dan ancaman-ancaman lainnya.

Oleh karena itu, tiap elemen satuan pendidikan di suatu wilayah perlu membuat kajian risiko agar dapat menentukan langkah-langkah preventif dengan merujuk pada pilar-pilar SPAB demi mewujudkan pembangunan fasilitas pembelajaran yang aman. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler