Please, Jangan Remehkan Kemampuan Pertamina soal Migas

Senin, 27 Februari 2017 – 19:29 WIB
Pertamina. Foto: dok jpnn

jpnn.com - jpnn.com - Mantan anggota Tim Reformasi Tata Kelola Migas (RTKM) Fahmy Radhi mengingatkan para pejabat negara tak semestinya pesimis pada kemampuan bangsa sendiri dalam pengelolaan blik minyak dan gas. Menurutnya, sikap pesimistis pejabat merupakan hal yang harus diubah melalui revolusi mental.

Fahmi mengatakan, jika para pembantu presiden memiliki mental terjajah dan selalu mengagungkan bangsa asing, peluang anak bangsa untuk berkarya jadi tertutup. ’’Bahaya kalau pejabat punya mental seperti itu,’’ ujarnya.

BACA JUGA: Truk BBM Terbakar Lagi, Jasa Marga Imbau Pertamina

Fahmi menyampaikan hal itu sebagai respons atas Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro yang pesimistis putra-putri Indonesia bisa mengelola blok-blok strategis sendirian lewat Pertamina. Padahal, BUMN energi itu memiliki kemampuan mumpuni dari teknologi maupun sumber daya manusia.

Fahmi pun menyebut sikap Bambang mirip dengan Jero Wacik saat menjadi Menteri ESDM. Sebab, hal itu akan membuat Indonesia yang kaya sumber daya alam tidak akan bisa berdaulat di bidang energi.

BACA JUGA: 57 Perusahaan Kelas Dunia Rebutan Garap Kilang Bontang

’’Pemikiran itu keliru karena Pertamina sangat mampu mengelola blok migas, termasuk eksplorasi migas yang memiliki risiko tinggi,’’ tuturnya.

Dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) itu meyakini Pertamina juga siap secara pendanaan. Pertamina juga sudah menunjukkan kemampuannya saat mereka mengambil alih Blok Madura dari Conoco Philips.

BACA JUGA: Pengaruh 2 Negara Eropa Hadang Laju Pak Bambang di IFAD

Buktinya, dua tahun setelah akuisisi produksi blok tersebut meningkat tajam. Tidak hanya di dalam negeri, Pertamina juga bepengalaman ketika mengambil alih perusahaan migas Prancis, Maurel & Prom. Yang menarik, ketika menggarap sumur atau ladang minyak di luar negeri, Pertamina juga menyerap teknologi mutakhir.

Keberhasilan itu membuat Fahmy membandingkan Pertamina dengan Petronas. Menurutnya, perusahaan migas asal Malaysia itu bisa menjadi pemain kelas dunia karena pemerintahnya memberikan kepercayaan dan kesempatan untuk mengelola blok migas mereka.

’’Petronas bisa maju dan disegani, karena di sana tidak ada pemimpin bermental terjajah,’’ imbuhnya.

Terpisah, Koordinator Indonesia Energy Watch (IEW) Adnan Rarasina juga menyesalkan mental yang dimiliki Bambang. Dengan meragukan kemampuan BUMN, katanya, sama artinya mengerdilkan peran mereka.

Padahal di negara lain, perusahaan migas nasional (NOC) didorong untuk bisa makin besar dan kuat. ’’Tapi, di Indonesia justru dikebiri oleh pejabatnya sendiri,’’ jelasnya.(dim)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Penjualan Pertalite Tembus 5,8 Juta KL


Redaktur & Reporter : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler