Please, Jangan Sudutkan Kang Emil dengan Isu Menguntungkan Satu Agama

Kamis, 10 Oktober 2024 – 22:32 WIB
Calon Gubernur DKI Jakarta Ridwan Kamil. Foto: Ryana Aryadita/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Aktivis Muda Lintas Agama Sahat Martin Philip Sinurat angkat suara terkait adanya pemberitaan baru-baru ini yang mengatakan bahwa pasangan Ridwan Kamil-Suswono hanya memberikan janji kampanye kepada satu agama saja.

Sahat mengatakan sebagai Aktivis Muda Lintas Agama dia mengaku merasakan hal yang berbeda sewaktu organisasinya mengadvokasi persoalan pembubaran Kebaktian Kebangunan Rohani (KKR) Natal di Gedung Sabuga, Bandung pada tahun 2016.

BACA JUGA: PSI Sebut Pramono-Rano Karno Unggul Telak Lawan Ridwan Kamil-Suswono

"Saya yang saat itu merupakan ketua umum salah satu organisasi kemahasiswaan Kristen dihubungi oleh Bapak Ridwan Kamil sebagai Wali Kota Bandung. Beliau saat itu menyampaikan bahwa KKR Natal akan dilaksanakan kembali di lokasi yang sama dan beliau akan hadir untuk memastikan KKR ini berjalan lancar," kata Sahat dalam keterangan, Kamis (10/10).

Dia mengatakan Kang Emil -panggilan Ridwan Kamil- membuktikan janjinya di mana pada 23 Desember 2016, KKR Natal kembali dilaksanakan di Sabuga Bandung.

BACA JUGA: Ridwan Kamil Jual Lukisan untuk Tambah Dana Kampanye

"Kita bisa cek di internet, jejak digitalnya masih ada," sambung Sahat.

Dia kemudian menjelaskan duduk persoalan peristiwa itu. KKR Natal yang tadinya dibubarkan sekelompok ormas intoleran pada tanggal 6 Desember 2016, kemudian dilaksanakan kembali di lokasi yang sama, yakni tanggal 23 Desember 2016.

BACA JUGA: Mahasiswi Unsoed Jadi Korban Eksploitasi Seksual

"Ridwan Kamil sebagai wali kota hadir untuk menjamin dan menyatakan kepada umat Kristen agar tidak perlu khawatir lagi dengan pembubaran ibadah," katanya.

"Kehadiran Ridwan Kamil menjamin hak dari setiap warga negara untuk melaksanakan ibadah dan memeluk kepercayaan masing-masing," kata Sahat.

Sahat menilai terkait persoalan janji kampanye untuk satu agama dalam Pilkada DKI Jakarta, tentu hal yang wajar ketika seorang calon kepala daerah (cakada) menyampaikan janji kampanye sesuai dengan konteksnya, yakni kepada siapa janji tersebut disampaikan.

"Jika cakada tersebut menghadiri pertemuan dalam forum yang dihadiri khusus oleh konstituen yang beragama muslim, tentu yang disampaikan adalah program yang berkaitan dengan konstituen tersebut," kata dia.

Lain hal misalnya cakada tersebut bertemu dengan umat Kristen atau agama lainnya, tentu program yang disampaikan yang berhubungan dengan umat agama tersebut.

"Jadi, menurut saya tidak perlulah disebarkan isu hoaks, seakan-akan ada janji kampanye yang diskriminatif. Jangan kita terhanyut lagi dalam politisasi agama, membentur-benturkan agama satu sama lain demi kepentingan politik praktis," kata Sahat.

Dia mengatakan seharusnya saat ini bicara politik gagasan, membangun narasi kampanye yang positif.

"Kita sama-sama bangun Jakarta, membangun Indonesia dengan dasar Pancasila. Jangan lagi kita dibenturkan masalah perbedaan agama, suku, golongan, dan lain-lain," kata Sahat.

Sahat melihat figur Ridwan Kamil adalah pemimpin yang sudah terbiasa memimpin masyarakat yang majemuk. RK, katanya, pemimpin yang berdiri di atas semua golongan.

"Saya yakin untuk DKI Jakarta, beliau akan bisa memimpin di atas semua golongan, memberikan kebijakan dan program yang seadil-adilnya untuk semua suku, agama, golongan. Mengusahakan bagaimana kemudian rakyat kita bisa sejahtera, masyarakat dapat melakukan aktivitas ekonomi dengan mendapat keberpihakan dari pemerintah," kata Sahat. (rhs/jpnn)

Video Terpopuler Hari ini:

BACA ARTIKEL LAINNYA... Motif Congkel Mata di Bogor Ternyata Gara-gara Ini, Mengerikan


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler