PLEK Bikin Petani di Banyumas Makin Modern

Sabtu, 30 Oktober 2021 – 09:57 WIB
Acara pertemuan Koordinasi Pimpinan Kelembagaan Penyuluhan Pertanian Lokasi IPDMIP di Yogyakarta. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, YOGYAKARTA - Program Integrated Participatory Development and Management Irrigation Program (IPDMIP) mendapat banyak respons positif di banyak daerah.

Kehadiran IPDMIP membuat arah pembangunan pertanian makin cerah lantaran memiliki visi menyejahterakan petani.

BACA JUGA: Bos Preman Parkir Dibunuh Keponakan Sendiri

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kabupaten Banyumas Joko Budi Santoso mengatakan IPDMIP berdampak cukup signifikan terhadap peningkatan kapasitas SDM dan kelembagaan petani seperti gabungan kelompok tani (Gapoktan).

"Sangat bermanfaat, petani antusias mengikuti tiap item programnya," ujar Joko disela-sela acara pertemuan koordinasi pimpinan kelembagaan penyuluhan pertanian lokasi IPDMIP di Yogyakarta, Kamis (28/10).

BACA JUGA: YP dan MRD Terancam Tua dan Mati di Bui

Joko berharap program seperti IPDMIP ini dikloning. Konsepnya yang terintegrasi membuat program ini banyak membantu petani, mulai dari aspek sektoral pertanian itu sendiri, irigasi, hingga soal literasi keuangan.

"Konkret (programnya) terbukti produktivitas petani meningkat," lanjutnya.

BACA JUGA: Pelanggan Gadis ABG Sehari 8 Orang, Hmm, Tarifnya

Dia lantas mencontohkan Program Literasi Ekonomi dan Keuangan (PLEK) yang notabene salah satu item IPDMIP.

Selepas mengikuti program PLEK, keluarga petani memiliki mindset yang lebih maju dalam hal pengelolaan keuangan.

"Tidak lagi manajemen 'warung bakso'. Tetapi sekarang lebih teratur, administrasinya lebih 'bankbale'," kata Joko.

Menurutnya, sisi pengelolaan keuangan amat penting karena berpengaruh terhadap kemudahan mendapatkan akses permodalan di lembaga perbankan.

"Misalnya di Malang, itu sudah bagus. Ketika laporan keuangannya rapi, tentu bank lebih bisa mengukur kelayakan kreditur dalam hal ini petani. Kami arahkan ke depan para petani ini kepada corporate farming," jelas Joko.

"Efek PLEK ini membuat petani bisa menjaga manajemen keuangannya. Administrasi keuangan mulai disiplin, dibukukan. Mereka bisa tau, usaha tani ini menghasilkan sekian. Ini membuat petani lebih tertib," lanjutnya.

Joko berharap kehadiran IPDMIP dan sederet program lainnya memberikan kemudahan demi kemudahan kepada para petani. Khususnya yang berkaitan dengan akses permodalan, lantaran hal ini menjadi persoalan klasik di mana-mana.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementerian Pertanian Dedi Nursyamsi mengatakan pertanian harus diarahkan kepada bisnis. Artinya tidak sekadar mencukupi pangan sendiri.

"Tetapi pertanian harus menghasilkan uang. Ini yang menjadi salah satu core dari IPDMIP, menguatkan kapasitas dan SDM petani maupun penyuluh melalui berbagai program," ujar Dedi ketika memberikan arahan dalam giat ini.

Dedi lantas menyinggung pentingnya membangun sistem agribisnis yang kokoh. Yakni melalui pemanfaatan teknologi berbasis 4.0.

Menurutnya, hal tersebut bisa memberikan keuntungan yang masif bagi para petani.

"Penerapan teknolgi dalam aspek usaha tani jelas meningkatkan kualitas, menekan biaya produksi, dan menjamin produktivitas pertanian. Kita optimis pembangunan pertanin terus melangkah ke depan," ungkap alumnus IPB University itu.

Adapun kunci dari peningkatan kesejahteraan petani adalah memperkuat hilirisasi pertanian dan mengembangkan pertanian modern. Dijelaskan Dedi, ada beberapa ciri pertanian modern. Di antaranya penggunaan varietas unggul dengan potensi hasil tinggi (High Yiedling Variety), Pemanfaatan sarana prasarana pertanian modern (Alsintan), Pemanfaatan IOT melalui smart agriculture dan SDM pertanian yang unggul yang mampu menggenjot produktivitas;

"Maka dari itu, pengelola dan penyuluh pendamping di lokasi IPDMIP harus mempunyai semangat untuk meningkatkan kapasitas penguasaan teknologi bagi penyuluh maupun petani. Manfaatkan segala media informasi untuk dapat mempublikasikan keberhasilan kegiatan IPDMIP," jelas dia.

"Saya mengharapkan segenap pengelola dan penyuluh pendamping di lokasi IPDMIP untuk mengembangkan kapasitas usaha poktan dan gapoktan untuk menjadikannya korporasi petani," kata Dedi.

Menteri Pertanian, yahrul Yasin Limpo menegaskan bahwa kementeriannya berkomitmen penuh dalam mendorong penggunaan teknologi sebagai basis utama arah pengembangan pertanian ke depan.

Dengan makin masifnya perkembangan teknologi, maka tren kebijakan harus berorientasi ke arah sana.

"Pembangunan pertanian mengarah kepada proses transformasi digital," ujar SYL melalui keterangan tertulisnya.

SYL memaparkan, dunia pertanian mengalami perubahan yang signifikan seiring dengan kian masifnya penetrasi teknologi dan internet. Terlebih di tengah pandemi sekarang, di mana menjadi tantangan tersendiri untuk memilih metodologi dan strategi baru dalam konteks mengembangkan pertanian.

"Itu yang kemudian melatari lahirnya Aplikasi Cerdas Pertanian. Ini adalah bentuk komitmen kami membangun pertanian berbasis teknologi. Makin memudahkan bagi para penyuluh maupun petani," bebernya.

Menurut dia, kehadiran Aplikasi Cerdas Pertanian merupakan sebuah inovasi dan lompatan besar, karena memberikan kemudahan-kemudahan pada petani dan penyuluh.

"Tidak lagi terhalang jarak, proses transfer pengetahuan dari pusat ke daerah lebih efektif," jelas dia.

"Harus dijadikan momentum, khususnya kepada para petani milenial. Bagaimana masuk pada arena pengetahuan melalui pendekatan teknologi seperti halnya aplikasi ini," kata SYL. (rhs/jpnn)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler