jpnn.com, SURABAYA - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) (Persero) Distribusi Jatim memperoleh tambahan pasokan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (PLTM) Lodagung milik Perum Jasa Tirta I. Kapasitasnya sebesar 2 x 650 Kw.
Manajer Perencanaan PLN Distribusi Jawa Timur Risbudi menjelaskan, pembangunan PLTM tersebut memakan waktu sekitar tiga tahun.
BACA JUGA: Tarif Dasar Listrik Tidak Naik Hingga 2019, Ini Syaratnya
”PLN Distribusi Jawa Timur memberikan perhatian dan mendukung penuh pengembangan energi baru terbarukan sesuai dengan target nasional dan pembangkit yang ramah lingkungan,” terang Risbudi, Kamis (1/3).
Pembangkit itu diharapkan dapat menjaga sistem kelistrikan di daerah Blitar dan sekitarnya agar semakin andal.
BACA JUGA: HBA Naik, PLN Tanggung Beban Tambahan Rp 14 Triliun
Risbudi menjelaskan, pada tahap pertama, listrik yang dihasilkan PLTM Lodagung tersebut dibeli PLN Rp 967,5 per kWh.
Terhitung sejak commercial operation date pada Februari 2018 hingga bulan ke-96.
BACA JUGA: Batu Bara Bisa Jadi Acuan Tarif Listrik
Pada tahap kedua, harga beli listrik ditetapkan Rp 675 per kWh saat memasuki bulan ke-97 dan seterusnya.
PLTM Lodagung menggunakan teknologi siphon dengan memanfaatkan saluran air irigasi Blitar–Tulungagung yang dikelola Jasa Tirta I.
”Teknologi ini kali pertama diterapkan di pembangkit listrik di Indonesia. Jadi, pembangunan PLTM Lodagung tidak perlu mengubah bendungan yang ada,” tegas Risbudi.
Direktur Utama Perum Jasa Tirta I Raymond Valiant R. mengatakan, PLTM Lodagung merupakan pembangkit pertama yang dimiliki perseroan.
Hal tersebut dilakukan untuk diversifikasi portofolio bisnis.
Selama ini Jasa Tirta I mayoritas bergerak di bidang pengelolaan sumber daya air, terutama untuk irigasi pertanian.
”Ini sebagai upaya awal bagi kami untuk mengembangkan anak usaha yang bergerak di bidang energi dengan memanfaatkan aset-aset yang ada,” jelas Raymond.
Jasa Tirta I menggandeng PT Barata Indonesia (Persero) sebagai kontraktor dalam pembangunan pembangkit itu.
Dana yang diinvestasikan mencapai Rp 39,8 miliar. Seluruhnya berasal dari kas internal. (car/c25/fal)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Proyek 35.000 MW Harus Dikebut agar Daulat Energi Terwujud
Redaktur & Reporter : Ragil