Bank Asing Harus Gerakkan Sektor Riil

Jangan Hanya Kredit Konsumsi

Sabtu, 28 Juni 2008 – 08:39 WIB
JAKARTA – Bank-bank asing diharapkan tidak hanya fokus di consumer loanMereka diharapkan memberi kontribusi riil bagi perekonomian, termasuk berani masuk ke pembiayaan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
    Ketua Umum Perbanas Sigit Pramono menyatakan, kehadiran bank-bank asing seyogianya mampu memainkan peran yang signifikan dalam merangsang pertumbuhan ekonomi nasional

BACA JUGA: Selisih Harga BBM Dijaga Konstan

”Selama ini, kan, mereka mungkin hanya tertarik di consumer loan,” ujarnya di Jakarta.Hal tersebut memberi stigma seolah-olah mereka masuk ke Indonesia dan hanya mencari untung lewat sektor kredit tersebut

    Seharusnya, kata Sigit, bank-bank asing berani masuk ke pembiayaan ke sektor riil, khususnya UMKM

BACA JUGA: Bank Kerek Suku Bunga Dana

”Seharusnya mereka ada kewajiban (menyalurkan) kredit investasi, kredit jangka panjang,” terangnya

    Keharusan semacam itu, kata Sigit, bisa diwadahi dalam peraturan Bank Indonesia (BI)

BACA JUGA: Aston Janjikan ROI 88 Persen

Jadi, regulasi yang ada tidak hanya mengatur soal porsi kepemilikan asing, tapi juga kewajiban-kewajibannya untuk memberikan kontribusi bagi perekonomian nasional”Porsi-porsi ke UMKM, ke pengusaha lokal, dan sejenisnya, itu harus diaturKita bisa membuat peraturan semacam itu,” tuturnya
    Nantinya, bank-bank asing harus patuh pada peraturan tersebut”Sama saja, kita membuka bank di luar negeri juga harus diatur oleh otoritas di negara tersebutBank-bank kita juga wajib mematuhinya,” terangnya
    Namun, kata Sigit, jika bank-bank asing sudah mulai masuk secara masif ke pembiayaan mikro, tentu saja ada konsekuensi yang tidak ringan bagi bank-bank lokal, baik itu bank umum, bank syariah, maupun BPR”Konsekuensinya, bank-bank kita harus siap bersaing dengan bank asing,” katanya
    Per April 2008, kredit konsumsi di bank-bank asing memang menunjukkan kecenderungan meningkat, meski tipisYaitu, mencapai Rp 20,47 triliun, naik dibandingkan periode Maret 2008 yang sebesar Rp 20,23 triliun
    Besaran kredit konsumsi bank asing itu jauh lebih tinggi dibandingkan penyaluran kredit investasinyaPer April 2008, kredit investasi di bank asing ”hanya” mencapai Rp 7,8 triliunBahkan, sejak awal tahun, penyaluran kredit investasi menunjukkan tren yang menurunPer Januari 2008, kredit investasi masih mencapai Rp 8,45 triliun.
    Secara terpisah, ekonom Standard Chartered Bank Fauzi Ichsan mengakui jika bank-bank asing memang banyak bergerak di sektor ritel, terutama kartu kreditNamun, dia meminta tidak memandang hal tersebut secara parsial
    ”Bank asing menjadi funding cost dollar, kami bisa membiayai perusahaan-perusahaan, terutama yang melakukan impor barang modal,” ujarnya kepada Jawa Pos kemarin (27/6)Bank asing, sambung Fauzi, juga melakukan financing ke bank-bank lokal”Terutama untuk USD, karena bank lokal kan susah cari USD pasca-subprime mortgage,” terangnya.
    Dia menyatakan, bisa saja bank-bank asing masuk ke sektor UMKM”Sudah ada beberapa bank yang dimiliki asing yang sudah masuk ke sektor UMKM,” jelasnya
    Berdasar catatan koran ini, salah satu bank asing, Rabobank, kini berencana masuk ke pembiayaan mikroSekarang rencana tersebut sedang dalam tahap survei persepsi publikSurvei tersebut ditangani salah satu konsultan PR multinasional(eri)
     
Kredit Konsumsi di Bank Asing

Periode    Nilai Kredit (Rp Miliar)

Jan 2008    20.010
Feb 2008    20.065
Mar 2008    20.233
Apr 2008    20.472

Sumber: Bank Indonesia (BI)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anggaran Depkeu Naik 5 Persen


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler