JAKARTA - PT PLN (Persero) menargetkan penghematan sebesar Rp 203 miliar per tahun dari rencana pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) 2x10 MW di Ketapang, Kalimantan Barat
Bambang Dwiyanto, Manajer Senior Komunikasi Korporat PLN mengatakan, PLTU Ketapang merupakan PLTU skala kecil yang pembangunanya direncanakan selesai dan mulai beroperasi pada akhir bulan Maret 2013
BACA JUGA: Krisis Yunani Membaik, Indeks Naik
Dalam pengerjaan PLTU Ketapang ini, BUMN listrik itu menggandeng PT Wijaya Karya Tbk (WIKA)
BACA JUGA: PLTU Gunung Seriang Mulai Dikerjakan
PLN menyatakan untuk terus mengurangi penggunaan bahan bakar minyak untuk menekan biaya subsidi yang makin besar
BACA JUGA: UU Penyiaran Tetap Menjangkau Pasar Modal
Dari kenaikan harga BBM diperkirakan memberikan tambahan subsidi Rp 4,8 triliun, kenaikan harga rata-rata HSD Rp 700 miliar, kenaikan harga batubara Rp 3,4 triliun, kenaikan harga gas Rp 1,5 triliun, penurunan pasokan gas dari 389 TBTU ke 320 TBTU sebesar Rp 11,4 triliun, dan keterlambatan pengoperasian FSRU mencapai Rp 2,6 triliun
Keterlambatan COD PLTU juga menyebabkan tambahan anggaran sebesar Rp 3,4 triliun, tambahan batu bara komisioning Rp 2,2 triliun, perubahan susut jaringan Rp 900 miliar, dan biaya lain-lain Rp 1,1 triliun(lum)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelni Seriusi Pasar Indonesia Timur
Redaktur : Tim Redaksi