jpnn.com, KENDAL - PLN Indonesia Power (PLN IP) melalui perusahaan patungan anak usahanya siap memproduksi solar panel dengan kapasitas produksi sebesar 1 Gigawatt Peak (GWp).
Hal ini ditandai dengan diluncurkannya pabrik solar panel terintegrasi pertama dan terbesar di Indonesia yang berlokasi di Kendal, Jawa Tengah.
BACA JUGA: Karya Engineer PLN IP Kembali Dilirik Perusahaan Energi Thailand
Capaian ini merupakan bagian dari komitmen korporasi dalam mendukung pencapaian target Net Zero Emission (NZE) pada 2060.
Direktur Industri Permesinan dan Alat Mesin Pertanian, Kementerian Perindustrian Yan Sibarang Tandiele mengapresiasi atas singkatnya pembangunan pabrik solar panel serta komitmen dalam pemenuhan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) sesuai dengan aturan yang ditempatkan Pemerintah.
BACA JUGA: Pertamina SMEXPO 2024 Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Catatkan Transaksi Rp 17,45 Miliar
"Soft Launching pabrik solar panel ini merupakan capaian yang spektakuler, karena dilakukan dalam jangka waktu yang singkat 10 bulan. Hal ini menjadi hal yang membanggakan bagi bangsa Indonesia. Dengan beroperasinya pabrik panel surya berkapasitas 1 GWp ini akan menambah kapasitas nasional menjadi 4,7 GWp. Apresiasi juga kepada PLN yang sudah berkomitmen dalam pemanfaatan TKDN," terang Yan Sibarang.
Sekretaris Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sahid Junaidi juga memberikan acungan jempol serta optimis atas pencapaian ini bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) akan terpenuhi sesuai dengan target.
BACA JUGA: Galeri 24 Pegadaian Melayani Perhiasan Sesuai Desain Pelanggan, Bisa Siluet Wajah
Sementara itu, Direktur Utama PLN Indonesia Power Edwin Nugraha Putra mengungkapkan melalui perusahaan patungan antara PLN Indonesia Power Renewables dengan Trina Solar Co. Ltd dan PT Dian Swastatika Sentosa yaitu PT Trina Mas Agra Indonesia (TMAI) telah siap memproduksi modul panel surya terintegrasi dengan teknologi mutakhir yaitu teknologi Tunnel Oxide Passivated Contact (TOPCon).
Dengan teknologi yang belum pernah diterapkan di industri solar panel dalam negeri tersebut, efisiensi panel surya mencapai 23,2% dari rata-rata efisiensi saat ini di Indonesia berkisar 20%.
"Pabrik ini dikembangkan bersama dengan perusahaan tier-1 industri solar panel dunia dan diharapkan mampu memenuhi permintaan pengembangan energi terbarukan di Indonesia. Dengan teknologi N-type Topcon yang telah memenuhi standar bankability AAA dari Bloomberg New Energy Finance (BNEF), produk yang dihasilkan memiliki efisiensi dan keandalan yang tinggi, ini membuktikan keseriusan kami dalam membangun industri EBT," tutur Edwin.
Selain menjadi langkah konkret untuk mendukung percepatan transisi energi di Indonesia, keberadaan pabrik ini turut mendukung program Pemerintah dalam peningkatan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) yang ditetapkan melalui Peraturan Kementerian Perindustrian Nomor 34 Tahun 2024.
Dengan demikian adanya pabrik solar panel ini juga dapat mengurangi ketergantungan impor komponen dalam industri energi tanah air.
"Dengan TKDN yang tinggi, maka dapat meningkatkan kemandirian sektor industri, terutama di bidang energi terbarukan di Tanah Air," tegas Edwin.
Hadirnya pabrik solar panel ini akan membawa dampak ganda, selain tentunya dapat membantu target NZE 2060, pabrik yang berlokasi di Kawasan Industri Kendal ini dapat menciptakan lapangan kerja baru.
Hal ini membuktikan bahwa capaian target NZE pada 2060 tidak hanya membawa dampak pada lingkungan saja namun juga terhadap perekonomian masyarakat.
"Fasilitas ini dapat memberikan kontribusi dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan bagi Indonesia. Pasalnya, dapat membuka lapangan kerja baru dan mendukung berkembangnya industri lokal," tuturnya.
Menurut Edwin, dengan potensi energi surya di Indonesia yang sangat besar mencapai 207 Gigawatt (GW), maka kehadiran pabrik PLTS ini akan mengoptimalkan pemanfaatan energi surya untuk sektor kelistrikan di Tanah Air.
"Panel surya hasil produksi perusahaan patungan ini tentu akan mendorong semangat pengembangan energi surya yang lebih masif, saat ini kapasitas produksi pabrik sebesar 1 GWp, dan akan dikembangkan sampai dengan 3 GWp. Dengan demikian komponen PLTS akan semakin mudah didapat," imbuhnya.(chi/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... SIG Salurkan Bantuan kepada Pelaku Usaha Mikro & Infrastruktur Pertanian di Jatim
Redaktur & Reporter : Yessy Artada