jpnn.com, SURABAYA - PT PLN (Persero) menemukan dugaan sementara gangguan pada Saluran Kabel Tegangan Tinggi (SKTT) 150 kV Ujung-Bangkalan, Jawa Timur.
Hal itu menyebabkan pasokan listrik ke Pulau Madura terganggu sejak Sabtu (26/2).
BACA JUGA: Ini Cara Mudah Melaporkan Gangguan Listrik ke PLN
"Setelah dilakukan pengujian oleh Tim Emergency Recovery System dengan menggunakan teknologi alat Fault Locator, dugaan sementara lokasi gangguan telah ditemukan," kata Manager PLN UP3 Pamekasan, M Farqi Faris, dalam siaran persnya di Surabaya, Jumat.
Menurut Farqi, melalui pengujian dengan bantuan Fault Locator sejak hari ketiga pasca-gangguan, penelusuran mendapatkan hasil prediksi kuat lokasi sementara titik gangguan berada.
BACA JUGA: Pemerintah Diminta Keluarkan Aturan Program Kompor Listrik
Dia menyebutkan dari pengujian PLN, Joint Box 3 (JB3) sampai JB5 dalam tahap pembongkaran, sementara JB6 sampai JB13 sudah dilakukan pengujian dan hasilnya aman.
"Saat ini, proses pembongkaran jalan tempat titik sambung dari kabel SKTT yang berada di JB5 tepat di depan pintu masuk Jembatan Suramadu sudah dilakukan, dan JB 5 sudah bisa kami lihat, selanjutnya akan dilakukan pengujian untuk kemudian dapat ditentukan langkah perbaikan yang harus ditempuh, sehingga pengerjaan dapat lebih cepat dilakukan," katanya.
BACA JUGA: Anies Target Ganti 2.000 Bus Transjakarta ke Tenaga Listrik pada 2025
Farqi mengatakan pembongkaran yang dilakukan PLN tetap mematuhi pengaturan rekayasa lalu lintas agar pengguna jalan tetap dapat melintasi jalur jalan.
Jaringan listrik ke Pulau Madura sebelumnya mengalami gangguan sejak 26 Februari 2022.
Gangguan itu sebagai dampak kerusakan penghantar tegangan tinggi di Ujung, Bangkalan, akibatnya PLN kehilangan beban sebesar 73,35 Megawatt.
Lalu hingga Kamis (3/3), PLN terus membagikan emergency lamp (lampu darurat) kepada pondok pesantren, masjid, puskesmas, dan fasilitas pelayanan publik lainnya.
Tercatat sebanyak 4.950 lampu darurat telah terdistribusikan kepada masyarakat, yang bertujuan untuk memberikan penerangan sementara selama masa pemulihan gangguan. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia