JAKARTA - PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) terus mencoba menghimpun dana untuk membiayai proyek-proyek kelistrikan di tanah airKali ini, BUMN dengan aset ke dua terbesar di Indonesia ini menawarkan surat utang atau obligasi.
Direktur Keuangan PT PLN Setio Anggoro Dewo mengatakan, terhitung tanggal 22 September, PLN mengumumkan bahwa perseroan telah menandatangani Program Surat Utang Global Jangka Menengah (GMTN)
BACA JUGA: Bursa Tak Perlu Intervensi
"Nilainya USD 2 miliar (sekitar Rp 18 triliun)," ujarnya, Kamis (22/9).Menurut Dewo, PLN sudah menunjuk Barclays Capital dan Citibank sebagai Arranger untuk Program tersebut
BACA JUGA: Bangun Terminal Batubara Kelas Dunia
" Sebagai bagian dari pelaksanaan Program tersebut, PLN akan mengadakan pertemuan-pertemuan dengan investor-investor fixed income dari manca negara yang akan dimulai pada Selasa September 27 pekan depan," katanya.Dewo menambahkan, pernyataan PLN ini bukan merupakan sebuah penawaran untuk menjual efek tersebut di Amerika Serikat maupun di Indonesia
BACA JUGA: IHSG Terpangkas 54 Poin
Securities Act of 1933, sebagaimana telah diamandemen.Sebagai informasi tambahan, saat ini lembaga pemeringkat utang internasional memberikan penilaian yang cukup baik kepada PLNMisalnya, Moody"s yang memberikan peringkat Ba1, lalu Standard & Poor"s (S&P) memberikan nilai BB, dan Fitch dengan nilai BB+.
Sebelumnya, Dirut PT PLN Dahlan Iskan mengatakan, GMTN senilai USD 2 miliar tersebut diterbitkan untuk memenuhi kebutuhan belanja modal (capital expenditure) perseroan, terutama untuk membangun infrastruktur listrik"Untuk belanja modal, total dana yang dibutuhkan sekitar Rp 66 triliun," ujarnya(owi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Dongkrak Produksi Obat Generik, Pfizer Perluas Pabrik
Redaktur : Tim Redaksi