PM Australia: China Dapat Menghentikan Perang di Ukraina

Selasa, 08 Maret 2022 – 01:59 WIB
Perdana Menteri ke-30 Australia Scott Morrison. Foto: Reuters

jpnn.com, CANBERRA - China harus bertindak sejalan dengan pernyataannya tentang perdamaian dunia dan bergabung dengan upaya global untuk menghentikan invasi Rusia di Ukraina, kata Perdana Menteri Australia Scott Morrison, Senin.

"China sejak lama telah menyatakan (mereka) memiliki peran sebagai salah satu kekuatan besar dunia dan menjadi penyumbang perdamaian dan stabilitas global. Tak ada negara yang punya pengaruh lebih besar dalam mengakhiri perang mengerikan di Ukraina ini daripada China," kata Morrison saat menanggapi pertanyaan setelah pidatonya di wadah pemikir Lowy Institute.

BACA JUGA: Amerika Cs Belum Berhenti Menghukum Rusia, Harga Minyak Dunia Bakal Makin Suram

Morrison mengatakan dia kecewa dengan sikap diam China.

"Saya (berusaha) mendengarkan suara pemerintah China yang mengutuk aksi Rusia dan hanya ada keheningan yang mengerikan," kata dia.

BACA JUGA: Invasi Rusia ke Ukraina Belum Usai, Negara-Negara Ini Sudah Siapkan Persenjataan

China sebelumnya menolak untuk menyebut serangan Rusia ke Ukraina sebagai "invasi" seraya meminta negara-negara Barat untuk menghormati Rusia yang mengkhawatirkan keamanannya.

Rusia melabeli tindakannya di Ukraina sejak 24 Februari itu dengan istilah "operasi militer khusus" dan mengatakan tidak bermaksud untuk menduduki Ukraina.

BACA JUGA: 12 Hari Diinvasi Rusia, Warga Ukraina Terus Berjuang, Luar Biasa

Morrison menyebut serangan itu "pelanggaran berat terhadap hukum internasional" dan "contoh terkini rezim otoriter yang berusaha menentang status quo lewat ancaman dan kekerasan".

Dia ditanya apakah invasi Rusia berjalan sesuai rencana seperti yang dikatakan Putin.

"Tak ada keraguan Tuan Putin tidak mendapatkan apa yang dia inginkan," kata Morrison.

Dia mengatakan Putin melebih-lebihkan kemampuannya dalam "perang ilegal" itu.

"Dari cara dia mengirim anak muda wajib militer ke medan tempur, saya tidak melihat hal itu beresonansi dengan baik di Rusia," kata Morrison.

Dia memperkirakan adanya "resistensi di Ukraina yang terus tumbuh seiring waktu".

"Saya pikir setiap raihan yang bisa direbut (Rusia) akan menjadi sangat sulit untuk dipertahankan," katanya.

Ketika banyak negara menjatuhkan sanksi, China telah melonggarkan tarif gandum dan akan memasok sistem pembayaran UnionPay ke Rusia, kata Morrison.

"Selama mereka bertaruh dengan cara seperti ini, maka saya takut pertumpahan darah akan terus berlanjut," kata dia.

Morrison juga mengatakan bahwa tatanan dunia terancam oleh "busur otokrasi".

"Busur otokrasi yang baru sedang diarahkan untuk menantang dan mengubah tatanan dunia dengan citranya sendiri," kata Morrison. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler