jpnn.com, LONDON - "Mengganti perdana menteri tidak akan membantu kita." Pernyataan itu dilontarkan oleh Menteri Keuangan Inggris Philip Hammond kemarin, Minggu (24/3), pasca beredarnya isu bahwa Perdana Menteri (PM) Inggris Theresa May didesak untuk meletakkan jabatan.
Yang meminta May mundur bukan orang luar. Melainkan justru orang-orangnya sendiri. Yaitu, para senior Partai Konservatif dan menteri-menteri di kabinetnya.
BACA JUGA: Kualifikasi Euro 2020: Inggris Pesta Pora, Raheem Sterling Ukir Rekor
Berdasar pemberitaan beberapa media lokal, mereka ingin Wakil PM David Lidington atau Menteri Lingkungan Michael Gove menggantikan May untuk sementara.
Hammond sebelumnya diduga sebagai salah satu anggota Tory -sebutan untuk Partai Konservatif- yang menginginkan May mundur. Namun, dia menampik tudingan tersebut. "Itu tidak benar sama sekali," tegasnya.
BACA JUGA: Parlemen Ogah Mendengar Proposal Brexit Lagi
BACA JUGA: Inggris Diombang-ambing Brexit, Pound Sterling Malah Meroket
Lidington juga ikut menampik kabar bahwa dirinya menginginkan kursi May. Namun, kabar telanjur berembus kencang. The Sunday Times menyebutnya sebagai "kudeta" anggota kabinet untuk melengserkan pemimpin 62 tahun tersebut.
BACA JUGA: Dua Kali Dipecundangi, PM May Kembali Ajukan Proposal Brexit ke Parlemen
Jalan May untuk membawa Inggris keluar dari UE alias Brexit memang kian berat. Akhir pekan lalu sekitar satu juta penduduk Inggris turun ke jalan. Itu adalah aksi terbesar selama satu dekade ini.
Mengusung slogan Put It to the People alias serahkan kepada rakyat, mereka menuntut pemerintah kembali menggelar referendum. Massa membawa spanduk dengan berbagai slogan dan bendera Uni Eropa. Mereka ingin Inggris rujuk dengan Eropa. (sha/c11/sof)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Uni Eropa Mundurkan Tenggat Waktu Brexit
Redaktur & Reporter : Adil