jpnn.com, PUTRAJAYA - Kestabilan politik menjadi tantangan utama yang paling pahit harus dihadapi dalam setahun memimpin, kata Perdana Menteri Ismail Sabri.
“Belum pernah dalam sejarah Malaysia, Pemerintah dan oposisi menandatangani MoU untuk mendinginkan suhu politik negara,” kata Ismail Sabri melalui akun media sosialnya yang dipantau di Kuala Lumpur, Minggu.
BACA JUGA: Malaysia Kebanjiran Lagi, PM Ismail Sabri Keluarkan Instruksi dari Turki
Stabilitas politik menjadi tantangan pertama yang harus diselesaikan, karena ketika politik stabil, ekonomi juga menjadi stabil, ujar dia.
Selanjutnya adalah pemulihan ekonomi. Dengan membuka semua sektor ekonomi yang telah ditutup selama dua tahun dan memberikan insentif untuk peniaga-peniaga kecil dan perusahaan mikro, kecil dan sederhana (PMKS) untuk kembali berniaga, ujar dia.
BACA JUGA: Prioritaskan Pencegahan, Malaysia Bakal Tambah Anggaran Kemenkes
Namun ia mengatakan konflik Rusia dan Ukraina yang terjadi secara tiba-tiba turut berpengaruh pada agenda pemulihan ekonomi negara.
“Alhamdulillah, berkat hasil usaha pemerintah, Bank Negara telah mengumumkan bahwa PDB (Produk Domestik Bruto) kuartal kedua 2022 kita adalah tertinggi di Asia Tenggara,” ujar Ismail Sabri.
BACA JUGA: TNI AL Menggagalkan Penyeludupan 14 Kg Sabu-Sabu dari Malaysia
Bahkan, ia mengatakan PDB Malaysia melampaui pencapaian kekuatan ekonomi lainnya seperti China, Jepang, Amerika Serikat, Uni Eropa dan negara-negara lain.
Ismail Sabri merupakan Perdana Menteri ke-9 Malaysia. Ia menjabat pada 21 Agustus 2021 menggantikan Muhyiddin Yassin yang mengundurkan diri. (ant/dil/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Adil Syarif