BACA JUGA: Malaysia Cekal Penulis Novel Peraih Nobel
Rabu (22/10) adik ipar mantan PM Thaksin Shinawatra itu dan rombongan dilempari sepatu, sandal, dan botol ketika mengunjungi perusahaan telekomunikasi negara, TOT"Pembunuh! Biawak!" teriak para pengunjuk rasa yang terdiri atas sekitar 300 pekerja TOT di kompleks Kementerian Informasi dan Teknologi Komunikasi Thailand
BACA JUGA: Ancaman Kesalahan Penghitungan Suara
Melihat Somchai masuk ke gedung lewat pintu samping, para pengunjuk rasa berteriak semakin kencang
Namun, berkat penjagaan ketat, Somchai berhasil lolos dari serangan massa
BACA JUGA: Inggris Diminta Segera Ekstradisi Thaksin
Padahal, PM dan rombongannya sempat tersudut saat para pendemo menggiring mereka ke salah satu pojok tempat parkirSeorang pengawal PM dilaporkan terluka karena lemparan massa."Pagi ini memang sedikit berwarnaTapi, saya tetap harus meneruskan pekerjaan dan tidak perlu takut pada semua iniManusia berhak punya opini berbeda," kata Somchai dalam jumpa pers setelah berhasil diamankan.
Politikus Partai Kekuatan Rakyat (PPP) itu juga kembali menegaskan niatnya untuk tetap bertahan sebagai PM"Bagi saya, mundur bukan masalahTapi, apa untungnya jika saya mundur? Saya tidak bisa begitu saja meninggalkan tugas karena proyek-proyek pembangunan yang sudah disusun pemerintah justru akan terhambat," papar Somchai
Insiden lemparan sepatu tersebut merupakan wujud perdana konfrontasi langsung pengunjuk rasa dengan PMYang jelas, kepungan ratusan pegawai telekomunikasi itu bukanlah serangan massa pertama kepada SomchaiPada 7 Oktober lalu, saat pecahnya konflik terbuka antara polisi dan warga, pengganti Samak Sundaravej tersebut sempat dihadang massa ketika akan memasuki gedung parlemenKetika pulang, dia terpaksa harus memanjat pagar pengaman gedung itu untuk melarikan diri
Namun, insiden kemarin adalah yang paling memalukan SomchaiBudaya Thailand meyakini, kaki ialah bagian tubuh yang paling kotorKarena itu, lemparan sepatu merupakan bentuk penghinaan terendah.(AP/AFP/Bernama/hep/ttg)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Obama Pilih Nenek daripada Temui Pendukung
Redaktur : Tim Redaksi