jpnn.com, JAKARTA - Ketua Umum Dewan Pengurus Korps Pegawai Negeri Republik Indonesia (Korpri) Zudan Arif Fakrulloh angkat bicara terkait operasi tangkap tangan yang dilakukan KPK di Jambi dan Jakarta pada Selasa (28/11) kemarin.
Diduga dalam OTT tersebut lembaga antirasuah ikut mengamankan sejumlah aparatur sipil negara (ASN).
BACA JUGA: KPK Gelar OTT di Jambi dan Jakarta, Ini Hasilnya
"Masih ada saudara kami tertangkap di Jambi, jangan-jangan memang ada sistem yang harus dibenahi bersama," ujar Zudan di Jakarta, Rabu (29/11).
Pria yang juga menjabat sebagai Direktur Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dirjen Dukcapil) Kemendagri ini mengakui, dalam sistem selalu ada oknum yang mencari peluang memanfaatkan ASN untuk kepentingan pribadi maupun kelompok tertentu.
BACA JUGA: Ini Harapan Jokowi di Hari Ultah ke-46 KORPRI
Karena itu sistem perlu terus dibenahi, demi semakin minimalisir celah yang ada.
"Sebenarnya ASN ini korban. Tapi ketika melakukan penyuapan misalnya, ya salah. Maka solidaritas ini penting. Kalau ada oknum yang memeras misalnya, harus dilawan. Kalau diam akan dibegitukan terus," ucapnya.
BACA JUGA: Ibu Ini Ternyata Dalang Dibalik Pembunuhan Sadis di Tebo Itu
Saat ditanya di mana letak kelemahan sistem saat ini, Zudan menyebut ada saja pihak yang mencoba mengambil jalan pintas meloloskan program dengan melakukan penyuapan.
"Berarti ada sistem yang harus dibenahi bersama. Ada titik rawan, penyusunan APBD. Kemudian yang berhubungan dengan pelelangan," kata Zudan.
Sebelumnya, Juru Bicara KPK Febri Diansyah menyatakan lembaga antirasuah telah mengamankan sepuluh orang dari OTT yang dilakukan di Jambi dan Jakarta, Selasa kemarin.
"Unsur dari sepuluh orang itu ada yang merupakan penyelenggara negara di daerah, dalam hal ini anggota DPRD setempat, kemudian ada pejabat dan pegawai di Pemprov juga, termasuk pihak swasta," kata Febri.(gir/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tempat Hiburan Malam Dirazia, Lihat Ada Pelajar Terjaring
Redaktur & Reporter : Ken Girsang