jpnn.com, SAMPANG - Kericuhan mewarnai proses Pemilu 2019 di Kabupaten Sampang, Madura. Muara, warga Banyuates mencoba mengambil alih mandat dan tugas seorang saksi.
Muara dan massanya berupaya merebut mandat saksi dari seorang saksi sah Caleg Hanura Dapil IV bernama Farfar.
BACA JUGA: Sandy Pimpin Prosesi Pengucapan Sumpah Ratusan PNS Bakamla
Kapolda Jatim Irjen Pol Luki Hermawan menerangkan, kejadian berawal saat proses pencoblosan di TPS 7 Dusun Tapaan Tengah, Banyuates, sedang berlangsung. Waktu masih menunjukkan pukul 10.00 WIB. Warga masih banyak yang berdatangan untuk menggunakan hak pilihnya.
BACA JUGA: 7 Orang Berseragam FPI Diusir dari TPS, Rame
BACA JUGA: Jalan Rusak, Warga Kesal, Buaya Dilepas
Tak lama berselang, sejumlah massa dari Desa Banyuates yang dipimpin Muara menyerbu masuk ke TPS 7. Muara dan massanya memaksa agar Farfar menyerahkan mandat sebagai saksi kepadanya.
Farfar tentu saja menolak. Kepala Desa Ketapang Daya Widjan turut membela Farfar. Tak pelak, penolakan itu berujung pada bentrokan massa yang lebih besar.
BACA JUGA: Penumpang LRT Sumsel Masih Rendah, ini Kata Menhub
Salah seorang warga Desa Ketapang yang turut membela Farfar adalah Mansur. Mansur menjadi korban. Kaki dan tangan kirinya terkenda tembakan dari senpi milik Muara.
“Lima orang sudah kami tangkap di Banyuates, dua lagi kami ringkus di Desa Karobatan. Kami juga mengamankan barang bukti sajam dan senpi,” terang Luki.
“Alhamdulillah berkat kepedulian warga setempat pelaku berhasil kami amankan,” lanjutnya.
BACA JUGA: Tak Bisa Mencoblos, Mahasiswa Protes ke Kantor Kelurahan, Tegang, TNI Datang
Luki tak ingin keamanan di Sampang kembali terusik. Dia telah menempatkan tambahan personel di Sampang dengan 3 SSK Brimob dan 2 SSK TNI.
“Patroli bersama kami tingkatkan sore ini,” tambah jenderal bintang dua tersebut. (JPG/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pelesiran di Luar Negeri, PNS Kemenag Bikin Video Indehoi dengan Pria Bukan Suami
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti