jpnn.com - PAPUA - Kapolda Papua Irjen Paulus Waterpauw mengakui bahwa operasi pengejaran terhadap 13 tahanan Lapas Abepura, Jayapura butuh waktu yang tak singkat.
Selain karena medan yang merupakan hutan luas, para tahanan yang melarikan diri ini juga merupakan masyarakat lokal, yang memang memiliki kemampuan survival dan andal melintasi medan yang berat.
BACA JUGA: Kisah Istri yang Dibelikan Panther, Malah Kecantol Lelaki Bermobil Jaguar
"Kami sudah monitor. Beberapa pos yang kami duga sebagai jalur mereka sudah kami tutup. Saya mengimbau agar keluarga mereka juga ikut mengajak agar menghentikan pelariannya," ungkapnya kepada Cenderawasih Pos, Selasa (12/1) kemarin.
Menurut Kapolda, lebih baik 13 narapidana yang melarikan diri ini kembali dan menjalani hukumannya, dan kalau sampai mereka tertangkap maka hukumannya jelas akan bertambah.
BACA JUGA: Napi Kabur dari Penjara, Begini Caranya
Jenderal bintang dua ini mengungkap, personel yang suda ditempatkan pada akses-akses jalan yang diduga akan dilalui buronan ini sudah ditangani jajarannya, seperti Polres Jayapura Kota untuk daerah sekitar Abepura dan kilometer Sembilan, Muara Tami dan perbatasan. Kemudian untuk Polres Keerom membantu di wilayah kampung-kampung perbatasan seperti Waris, Senggi dan Arso Timur. Polres Jayapura melakukan pencarian di wilayah-wilayah Sentani Alang alang 1,2,3,4 dan 5.
"Dari Polda sendiri sudah dikerahkan 1 kompi lebih dari timsus, intelijen, unit sabara, Dalmas, Bimas dan Brimob Polda," katanya.
BACA JUGA: Buru 13 Tahanan Maut Abepura, TNI Sekat 31 Jalan Tikus di Perbatasan RI-PNG
Sementara itu dari pantauan Cenderawasih Pos, di sejumlah polsek-polsek sudah dipasang foto wajah dari 13 tahanan yang kabur. Itu tampak seperti di Polsek Abepura.
(Mengerikan! Ini Nama dan Dosa 13 Penghuni Lapas Abepura yang Kabur)
Kanit Reskrim Polsek Abepura, Iptu Harjaka menyebut bahwa dari 13 orang ini ada empat pelaku yang dianggap perlu diwaspadai. Mereka adalah Yogor Telenggen alias Kartu Kuning, Efraim Oagay, Usmin Telenggen dan Ari Muyak.
Yogor Telenggen sendiri terlibat dalam kasus penyerangan Polsek Pirime Kabupaten Lanny Jaya pada 27 November 2012. Selain itu ia juga terlibat dalam penembakan pesawat Trigana pada 9 April 2012 di Puncak Jaya. Usmin Telenggen juga terlibat kasus penyerangan Polsek Pirime 27 November bersama Yogor Telenggen.
Kemudian Efraim Oagay merupakan pelaku pengeroyokan dan pembunuhan Ketua RT di Organda pada 8 Juni 2015. Sedangkan Ari Muyak merupakan pelaku pemerkosaan dan pembunuhan (mutilasi) di Merauke beberapa tahun lalu.
Dari empat pelaku ini, Usmin Telenggen, Yogor Telenggen dan Ari Muyak merupakan narapidana seumur hidup sedangkan Efraim Oagay masih berstatus tahanan. "Kalau dibilang berbahaya semuanya jelas berbahaya, tapi empat nama ini bisa berlaku nekat. Kami berharap warga ikut memberi informasi jika mengetahui atau mendapati ada warga baru yang mencurigakan," imbuh Harjaka. (jo/cr-201/ade/tri/adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Begini Reaksi Pembunuh Sadis Saat Divonis Seumur Hidup
Redaktur : Tim Redaksi