jpnn.com, JAKARTA - Kepolisian Daerah (Polda) Riau menciptakan terobosan dengan memanfaatkan aplikasi Lancang Kuning Nusantara, memantau posko-posko bantuan bagi masyarakat terdampak Covid-19 di Pekanbaru.
Fitur-fitur dalam aplikasi tersebut juga segera diterapkan untuk memantau pendatang maupun warga yang berangkat lewat Bandara Sultan Syarif Kasim II dan sejumlah pelabuhan di Riau.
BACA JUGA: Update: Begini Kondisi 46 Tenaga Medis RSUP dr Kariadi yang Positif Corona
Laporan waktu dan jumlah distribusi bantuan yang terdata secara real-time dalam Operasi Pencegahan Covid -19 atau Operasi Aman Nusa II tersebut dipaparkan oleh Kapolda Riau Irjen Pol Agung Setya Imam Effendy, Selasa (21/4) kemarin.
Irjen Agung mengatakan, aplikasi Lancang Kuning Nusantara merupakan aplikasi komplit karena basis sistem operasinya adalah pelaporan dan penanggulangan. Jadi, jika tadinya aplikasi digunakan untuk memantau titik api karhutla, kini ditambahkan pemanfaatannya untuk operasi pencegahan Covid-19.
BACA JUGA: Ingat! Mudik Adalah Pemicu Malapetaka Corona di Italia
"Ada tiga hal yang perlu diperhatikan. Aplikasi ini sebagai deteksi dini pengindraan jarak jauh yang lebih real time. Identifikasi warga terdampak Covid-19 secara langsung dengan menggerakkan personel di lapangan, dan setelah identifikasi dilanjutkan dengan tahap eksekusi dengan satu komando. Oleh sebab itu, perlunya bersinergi dengan pemerintah," ujar Agung.
Dalam simulasinya, Irjen Agung menunjukkan bagaimana kerja Polda Riau menyalurkan bantuan kepada warga terdampak Covidi-19 di wilayah hukum Polsek Indragiri Hilir dan Polsek Meranti.
BACA JUGA: Apartemen Patuhi Protokol PSBB Cegah Penyebaran Covid-19
Polda Riau juga terdeteksi memberikan bantuan obat dari perusahaan obat Dexa Farmasi kepada 100 pasien dalam pengawasan (PDP) di sejumlah rumah sakit, termasuk RS Bhayangkara, Pekanbaru.
"Tadinya mereka akan membantu untuk maksimal 30 PDP, tetapi setelah berdiskusi dengan saya, Dex Farmasi bersedia membantu untuk 100 PDP," ucapnya.
Irjen Agung juga memaparkan mekanisme aplikasi Lancang Kuning Nusantara dikembangkan untuk memantau orang per orang sebagaimana dipraktikkan di beberapa negara. Aplikasi ini akan dieksekusi secepatnya saat pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Riau.
"Kita akan tahu orang-orang yang statusnya PDP atau positif berkontak dengan siapa saja sebelumnya, " katanya.
Irjen Agung memastikan tinggal menunggu kesiapan PSBB di Riau agar aplikasi pemantauan penumpang tersebut dapat dioperasikan sepenuhnya.
“Orang yang datang dan pergi lewat bandara dan pelabuhan diwajibkan mengunduh aplikasi ini. Sehingga pergerakan mereka bisa dipantau. Sistem tracking berbasis teknologi satelit akan merekam pergerakan orang-orang itu dimana saja," tutur Agung.
Sementara itu saat simulasi di Command Center Karhutla, Riau, Senin (20/4) lalu, Wadir Binmas Polda Riau AKBP Imam Sahputra mengatakan, pihaknya sudah menyiapkan barcode pada aplikasi Lancang Kuning Nusantara untuk memudahkan penumpang yang datang dan pergi melalui bandara dan pelabuhan.
Imam memastikan orang yang berangkat dan datang di bandara dan pelabuhan tinggal memindai barcode’ di x-banner. Maka, dalam hitungan detik, aplikasi siap diunduh di smartphone.
Petugas tinggal membantu cara pengisian data sesuai KTP. Jika misalnya ada error, petugas sudah terlatih mengatasinya," tukas Imam.
Imam juga mengatakan, aplikasi yang tersedia di play store ini menawarkan sejumlah fitur yang membantu reaksi cepat dalam Operasi Aman Nusa II.
Melalui aplikasi ini, Kapolda bisa memantau masyarakat terdampak Covid-19 sebagaimana mencari informasi seputar titik panas di aplikasi Karhutla.
Imam menyebutkan, sosialisasi pentingnya mengunduh aplikasi ini sudah dilakukan secara massif. Baik melalui tatap-muka maupun media sosial.
Sebab dengan mengunduh aplikasi Lancang Kuning Nusantara, masyarakat juga berpartisipasi aktif dalam mencegah penyebaran Covid-19.
“Teknologi ini mahal dan tak dipunyai daerah lain. Dengan berbasis GPS, informasi real time diperoleh dari data empat satelit sekaligus, yaitu NOAA, Lapan, Terra, dan Aqua," pungkas mantan kapolsek Metro Taman Sari, Jakarta Barat ini. (gir/jpnn)
Redaktur & Reporter : Ken Girsang