jpnn.com - JAYAPURA - Polda Papua berhasil menemukan indikasi penimbunan BBM bersubsidi di enam kabupaten di Papua.
Kapolda Irjen Paulus Waterpauw mengatakan, dua unit Satgas BBM Satu Harga yang dibentuk Polda Papua telah melakukan penyelidikan dan mengawasi pendistribusian BBM.
BACA JUGA: 8 Kader PDIP Perebutkan Kursi Wakil Bupati
Dari hasil penyelidikan, disinyalir terjadi penimbunan. Pendistribusian dari Pertamina memang berjalan lancar dan harga BBM hingga ke APMS dan SPBU tetap sama yaitu Rp 6.450 untuk premium. “Namun setelah dari APMS dan SPBU ke pengecar baru muncul persoalan,” kata Waterpauw seperti dikutip dari Cenderawasih Pos, Kamis (15/12).
Dari laporan yang diterimanya, Waterpauw menyebutkan ada oknum pengecer BBM yang mencoba bermain untuk mendapatkan BBM bersubsidi yang lebih banyak.
BACA JUGA: Cemen! Bikin Wanita Babak Belur, Minta Diselesaikan Secara Kekeluargaan
“Pengecer ‘nakal’ disinyalir memodifikasi mobil dan motor yang mereka gunakan untuk mengambil BBM bersubsidi dalam jumlah yang lebih banyak. Sehingga dalam waktu satu jam, terkadang BBM sudah habis,” ujar Kapolda.
Satgas BBM Satu Harga menurut Waterpauw masih terus mendalami dugaan penimbunan dan permainan dalam pendistribusian BBM bersubsidi ini. Sebab tidak tertutup kemungkinan adanya oknum petugas yang bermain dengan pengecer ‘nakal’ di lapangan.
BACA JUGA: Terbongkar! Rumah Bercat Biru Itu Kurung Puluhan Burung Langka
“Akibat permainan ini masyarakat yang dirugikan. Sebab harga eceran BBM jenis premium setelah keluar dari APMS berkisar antara Rp 12.000 hingga Rp 20.000. Ini akan terus kami kawal dan akan menindak tegas oknum-oknum yang bermain,” tegasnya. (jo/nat/adk/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Ketika 2 Pria Sontoloyo Menyamar Sebagai Polisi
Redaktur : Tim Redaksi