Polemik Proses Seleksi dan Kriteria Capim KPK Harus Segera Dihentikan

Senin, 02 September 2019 – 10:01 WIB
Petrus Selestinus. Foto: Dok. JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Pansel Capim KPK akhirnya telah melaksanakan tugas seleksi Capim KPK periode 2019-2023 secara tepat waktu dan sangat terukur. Dengan berakhirnya tugas seleksi Capim KPK maka semua polemik tentang proses seleksi dan kriteria Capim KPK yang pada seleksi tahap akhir telah membuahkan 10 (sepuluh) nama Capim KPK, harus segera dihentikan.

“Masyarakat harus diarahkan untuk mengawasi fit and proper test yang dilakukan oleh DPR untuk menetapkan lima dari sepuluh Capim KPK yang diajukan Presiden ke DPR,” kata mantan anggota Komisioner KPKPN sekaligus Advokat Peradi, Petrus Selestinus, Senin (2/9/2019).

BACA JUGA: Firli Bahuri Siap Berikan Solusi Lebih Baik untuk KPK

Menurut Petrus, tugas Pimpinan KPK ke depan akan jauh lebih berat, karena ada beban tambahan yaitu membersihkan warna KPK yang disebut-sebut ada Polisi Taliban dan ada Polisi India. Itu artinya soliditas di internal KPK terbelah dua dimana ada Polisi yang memiliki loyalitas ganda.

BACA JUGA: PB PMII Minta Pansel Capim KPK Tetap Fokus Bekerja

BACA JUGA: Direktur Eksekutif Lemkapi: Capim KPK Harus Didukung dan Dikawal

“Melihat kondisi ini maka Pansel Capim KPK telah bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab, telah menghasilkan sepuluh Capim KPK dibawa kritik dan aksi demo sehingga 10 besar nama Capim KPK terbaik , Senin hari ini dijadwalkan akan diserahkan kepada Presiden Jokowi,” kata Pterus.

Lebih lanjut, Petrus mengatakan tangung jawab Pansel Capim KPK kali ini berbeda, tidak hanya untuk melahirkan kualitas kepemimpinan KPK ke depan dalam mencegah dan memberantas korupsi, akan tetapi juga harus mampu menjaga soliditas di antara Pimpinan dan ASN di KPK, memanage struktur dan personalia ASN di internal KPK terutama membersihkan apa yang disebut ada Polisi Taliban dan Polisi India. Karena jika saja dua warna Polisi di KPK ini tetap ada maka KPK akan tetap tersandera oleh kepentingan-kepentingan lain di luar pemberantasan korupsi yang berkepanjangan.

BACA JUGA: Pernyataan Keras Masinton Pasaribu Ditujukan ke Wadah Pegawai KPK

Saat ini KPK butuh pimpinan KPK yang sangat paham tentang seluk beluk dan dinamika yang berkembang secara tidak sehat di internal KPK. Pansel Capim KPK sangat paham. akan kondisi itu. Oleh karena itu, pimpinan KPK seperti apa yang dibutuhkan KPK saat ini, Pansel sangat paham dan telah menghasilkan sepuluh Capim KPK dengan karakter kepemimpinan yang sesuai dengan kondisi riil KPK saat ini.

Oleh sebab itu, menurut Petrus, meskipun Pansel Capim KPK didera berbagai kritikan, fitnah bahkan nyaris diintervensi oleh kekuatan yang mengatasnamakan publik, namun Pansel tetap on the track dengan sukses mengantarkan 10 (sepuluh besar) nama Capim KPK ke Presiden Jokowi.

Publik harus memahami bahwa tugas pimpinan KPK ke depan tidak hanya sekedar membenahi kualitas penindakan dan pencegahan KKN, akan tetapi lebih daripada itu adalah bagaimana pimpinan KPK membersihkan benih-benih radikalisme yang konon telah terpapar pada sejumlah oknum di internal KPK. Munculnya istilah ada Polisi Taliban dan Polisi India di KPK memberi kesan bahwa di internal KPK sedang terjadi masalah serius yaitu masalah soliditas dan loyalitas ganda.

Karena itu masalah kubu Polisi Taliban dan kubu Polisi India yang ada di KPK harus dibersihkan. Jika tidak, maka KPK akan tersandera dan terbelah dua sehingga memperlebar ruang berkembamgnya loyalitas ganda di kalangan Pimpinan dan Pegawai KPK. Ini jelas membahayakan kepentingan Negara di masa yang akan datang. Karena itu benahi managemen, personalia dan struktur kepemimpinan KPK termasuk meng-clearkan penilaian mengenai adanya benih-benih radikalisme di KPK harus menjadi prioritas pimpinan KPK ke depan.(fri/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Presiden Tak Perlu Ikut Campur Urusan Teknis Capim KPK  


Redaktur & Reporter : Friederich

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler