Polisi Amankan Empat Mobil dengan Tanki Modifikasi

Sabtu, 29 September 2018 – 10:51 WIB
Ilustrasi. Foto: jawapos

jpnn.com, BATURAJA - Jajaran Polres OKU merazia pelangsir di sejumlah SPBU Kota Baturaja, Ogan Komering Ulu (OKU), Sumsel, Senin (24/9).

Empat kendaraan dengan tanki minyak yang dimodifikasi sedang antre membeli BBM berhasil diamankan. Namun, hanya satu yang terbukti membawa BBM. Temuan BBM mencapai 900 liter. Dua tersangka ditangkap.

BACA JUGA: Jenazah ABK KM Sandi Jaya Akhirnya Ditemukan di Sungai Musi

“Kita ungkap kasus pengangkutan atau niaga BBM ilegal tersebut dalam penyelidikan di lapangan,” sebut Kapolres OKU AKBP Dra NK Widayana Sulandari seperti dilansir Sumatera Ekspres (Jawa Pos Group) hari ini.

Saat razia, salah satu mobil itu ada yang menggunakan drum, tanki mini modifikasi dan jeriken.

BACA JUGA: 7 Kepala Daerah Terpilih di Sumsel Akan Dilantik Pekan Depan

“Satu sudah berisi, tiga lain belum. Kasus ini masih didalami karena mungkin ada keterlibatan oknum SPBU itu,” jelasnya.

Yang pasti, tersangka akan dijerat Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang pengangkutan dan niaga BBM pada Pasal 55, dengan ancaman bisa sampai 6 tahun. “Akan dijual ke mana BBM tersebut masih diselidiki,” cetus Kapolres.

BACA JUGA: Baru 3 Daerah Terima Formasi, Mayoritas Guru dan Kesehatan

Masing-masing empat mobil yang diamankan tersebut adalah Isuzu Panther BG 1751 FL yang dikemudikan Bd berisi BBM dengan tanki modifikasi.

Lalu, Isuzu Panther BG 1184 FW berisi dua drum besi berukuran besar (kondisi kosong).

Ada juga Isuzu Panther BG 2710 MS warna merah membawa tiga jeriken dan tanki modifikasi bawah jok.

Serta Mitsubishi Kuda BG 1776 F warna biru membawa drum besi di bagian belakang kendaraan.

Tersangka Badri, 31, warga Lubuk Batang, mengaku membeli BBM solar bersubsidi dengan harga Rp5.150. Solar itu dijual dengan harga Rp 6.000.

Tanki modifikasinya diakui bisa memuat sampai 700 liter solar. Beda dengan tangki modifikasi yang hanya bisa muat 40 liter.

Badri mengaku sekali beli di salah satu SPBU Rp350.000 (sekitar 68 liter). Selanjutnya berpindah ke SPBU lainnya. Ada juga SPBU yang disebutnya tidak mau melayani. Setiap habis membeli BBM di SPBU dia memberi tips kepada petugas sebesar Rp 5.000.

“Baru penuh paling tidak setelah keliling 10 SPBU,” katanya.

Namun, Badri mengaku hanya sebagai sopir yang diupah. “Jualnya tidak tahu ke mana. Baru seminggu pak,” kata Badri yang diamankan bersama kernetnya. Untuk membeli BBM bersubsidi di SPBU, Badri juga mengaku turut mengantre layaknya kendaraan lain.

“Aku diupah per jeriken. Sehari bisa dapat Rp70.000 untuk sopir,” ucapnya. Badri mengaku selama ini sebagai sopir angkot. Tapi karena sepi penumpang dia ditawari untuk menjadi driver dan membeli BBM bersubsidi di SPBU. (bis/ce2)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Lepas dari Pengawasan Ayah, Bocah 4 Tahun Tewas Mengambang


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler