BACA JUGA: Akhirnya, Hari Sabarno jadi Tersangka
Selain itu, korban jiwa akibat konflik yang telah berlangsung beberapa hari ini bertambah menjadi tiga orang"Tercatat ada tiga korban meninggal dunia, yakni orangtua dari Abdurrahmansyah, yakni Abdullah (56)
BACA JUGA: Satu Batalyon TNI Diterbangkan ke Tarakan
Kejadian yang semalam terjadi bentrok dan pembakaran empat rumah milik H SaniDitambahkan, saat ini kepolisian belum mengetahui penyebab meninggalnya Pugut dan Mursidin karena masih dalam dalam penyelidikan
BACA JUGA: Disidang, Susno Berkeringat
"Sekarang teman-teman dari kepolisian sedang menyelidiki itu, kalau bentrok pertama agak jelas karena bukan massa, kalau kedua ini massa, jadi siapa melakukan dan apa penyebabnya masih dalam penyelidikan," imbuhnya.Karena itulah pihaknya bersama TNI telah mengirimkan pasukan tambahan guna mencegah meluasnya konflikSelain itu upaya persuasif lainnya seperti mediasi terus diupayakan bersama tokoh setempat
"Mohon masarakat tidak mengadakan kegiatan berkumpul, karena bagaimanapun juga dalam situasi tersebut tidak menguntungkan," tambahnya.
Disebutkan, Polri juga belum mengambil langkah sweeping senjata tajam yang dibawa wargaAlasannya kondisi psikologis warga belum memunggkinkanNamun ke depannya, upaya sweeping ini akan dilakukan ketika keadaan memungkinkan"Saya kira tekankan pada komunikasi, kita tidak ingin istilah-istilah (seperti sweeping) yang menambah keteganganKita kedepankan komunikasi para tokoh sangat sentral," tambahnya.
Dari serangkaian kasus ini saat ini penyidik telah menetapkan dua warga sebagai tersangka"Sudah ada dua masyarkat, Baharudin dan Badarudin yang diduga kuat sebagai peluaku yang diduga pelaku pembunuhan terhadap Abdullah," tambahnya.
Sementara itu Kabareskrim Polri Komjen (pol) Ito Sumardi, yang ditemui di PTIK Jakarta, menambahkan pihaknya kini terus mempercepat perburuan para pelaku dan mempersempit areal konflikHal ini dilakukan agar kasus ini tidak menjalar menjadi isu yang lebih membahayakan seperti di Sampit dan Poso lalu
"Sekarang sudah dilokalisir, kita tidak ingin seperti masa lalu menjadi isu SARA dan sebagainya.(zul/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Calon Kapolri Jangan Safari Politik
Redaktur : Tim Redaksi