jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni mengapresiasi langkah Polda Kalimantan Utara (Kaltara) membongkar kasus tambang emas ilegal di Tarakan yang melibatkan oknum polisi Briptu Hasbudi (HSB).
Menurut Sahroni, pengungkapan kasus penambangan emas ilegal itu sebuah pencapaian luar biasa.
BACA JUGA: Konon Briptu Hasbudi Dijuluki Crazy Rich Tarakan, Sumber Kekayaannya, Alamak
Terlebih lagi, kegiatan tersebut sudah berlangsung selama bertahun-tahun diketahui masyarakat tetapi tidak tersentuh hukum.
"Namun, Kapolda Kaltara dengan para jajarannya tidak gentar untuk mengungkap kasus yang ternyata melibatkan satuannya itu sendiri (oknum polisi, red)," kata Sahroni dalam keterangannya, Sabtu (7/5).
BACA JUGA: Bule Cantik yang Telanjang di Pohon Sakral di Bali Kena Karma, Menyesal!
Menurut dia, kesigapan jajaran Polda Kaltara merespons laporan masyarakat terkait tambang emas liar itu patut menjadi contoh, sekaligus menunjukkan Polri tidak pandang bulu dalam menindak oknum yang melanggar aturan.
"Ini prestasi dari daerah yang harus diangkat tinggi," ucap Sahroni.
BACA JUGA: Briptu Hasbudi Jalankan Bisnis Ilegal, Punya 17 Kontainer, Isinya, Wow!
Pria asal Tanjung Priok, Jakarta Utara itu menyebut pengungkapan bisnis ilegal oknum polisi itu sangat penting mengingat adanya kerusakan lingkungan yang ditimbulkan oleh tambang ilegal.
"Tambang ilegal itu tidak ada pertanggungjawabannya atas kerusakan lingkungan dan kerusakannya bahkan bisa sampai membahayakan nyawa. Saya berharap semua oknum yang terlibat diberikan hukuman seberat-beratnya," ujar Sahroni.
Dia juga mendukung langkah Kapolda Kaltara Irjen Daniel Adityajaya dan jajaran untuk terus melakukan penyelidikan dan menelusuri aliran dana yang didapatkan dari tambang ilegal tersebut.
Sebab, ada dugaan uang haram dari tambang ilegal milik Briptu Hasbudi itu mengalir ke banyak pihak di Kaltara, khususnya Tarakan.
"Saya menyampaikan dukungan penuh dari Komisi III untuk Kapolda Kaltara agar segera diusut dan ditemukan aliran ini agar terang benderang semua mafia dan oknum di balik kerusakan lingkungan ini," kata Ahmad Sahroni. (fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam