jpnn.com, PEKANBARU - Ratusan massa dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Riau (BEM Unri) yang menggelar demo menolak kenaikan harga BBM di Kantor DPRD setempat, dipukul mundur oleh polisi.
Aparat kepolisian membubarkan paksa ratusan demonstran mahasiswa lantaran sudah melewati batas waktu berunjuk rasa.
BACA JUGA: Ucapan Putri Candrawathi Membuka Topengnya Sendiri, Reza Indragiri: Dia Bukan Korban
“Kami dari kepolisian Republik Indonesia mempersilakan adik-adik untuk bubar dan pulang, karena sudah pukul 18.00 WIB," ucap petugas melalui pengeras suara mobil Pengurai Massa (Raisa).
Namun, imbauan tersebut tidak digubris oleh mahasiswa yang memadati gerbang depan gedung wakil rakyat itu.
BACA JUGA: Camat Cabul yang Mencium Itunya Siswi Magang Dicopot Bupati Pelalawan
Meski telah beberapa kali diminta bubar, para demonstran justru memaksa masuk ke kawasan Kantor DPRD Riau.
Aksi saling dorong antara polisi dengan mahasiswa yang memaksa masuk tidak terelakkan. Bentrokan pecah.
BACA JUGA: Honorer K2 & Non-K2 Memang Prioritas Masuk Pendataan Non-ASN, tetapi
Setelah beberapa saat bentrokan terjadi, polisi akhirnya bisa membubarkan massa.
Namun, mahasiswa yang dipukul mundur dari kawasan gedung DPRD Riau mengancam melakukan aksi lanjutan.
Mahasiswa kecewa karena saat aksi tersebut, tidak seorang pun anggota DPRD Riau yang menerima tuntutan mereka.
Salah satu tuntutan mahasiswa dari BEM Unri ialah meminta pemerintah tidak menaikkan harga BBM bersubsidi.
"Perjuangan kami belum usai, mari rapatkan barisan," ucap Ketua BEM Unri Kaharudin. (mcr36/jpnn)
Video Terpopuler Hari ini:
Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Rizki Ganda Marito