jpnn.com - JAKARTA -- Bentrok Satuan Polisi Pamong Praja dan Kepolisian di Makassar, Sulawesi Selatan seharusnya tidak terjadi jika aparat fokus menjalankan tugas masing-masing.
Satpol PP harus fokus menjalankan tugasnya menegakkan peraturan daerah. Sedangkan kepolisian menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat.
BACA JUGA: Jokowi: Pamong Praja Muda Harus Berani...
"Hal ini (bentrok) seharusnya tidak perlu terjadi, apalagi bentrok tersebut telah menyebabkan adanya korban jiwa," sesal anggota Komisi III DPR Aboe Bakar Al Habsy, Senin (8/8).
Aboe menjelaskan, pimpinan kedua belah pihak harus menertibkan anggotanya. Jangan sampai terjadi aksi balasan. Tindakan penertiban di internal juga harus dilakukan agar tidak ada lagi buntut dari persoalan ini. "Hal ini diperlukan untuk menjaga agar situasi kota Makassar tetap kondusif," ungkapnya.
BACA JUGA: Baik Hati.. Bripka Seladi Bagi Lagi Gaji DPR ke Pemulung
Politikus Partai Keadilan Sejahtera itu mengatakan, untuk menyelesaikan persoalan ini harus dikedepankan opsi penegakan hukum. Bila diperlukan, Polda setempat dapat mengambil alih penyidikan agar tidak menimbulkan konflik kepentingan dan memberikan kepercayaan publik. "Aparat harus profesional dalam penegakan hukum perkara tersebut, siapa pun yang bersalah harus diproses sesuai dengan aturan yang berlaku," katanya.
Selain itu perlu juga diambil langkah preventif, agar hal serupa tidak berulang. Masing-masing pimpinan satuan sebaiknya memiliki inisiatif agar polisi dan satpol PP bisa saling mengenal serta memiliki hubungan yang baik. Hal ini bisa dilakukan dengan berbagai kegiatan gathering atau melibatkan mereka bersama dalam kegiatan Agustus-an.
BACA JUGA: Pendiri Partai Demokrat Sumbar Kembali Diperiksa KPK
"Jika sudah saling mengenal dan adanya komunikasi yang baik, bentrok seperti ini pastilah dapat dihindari," tuntas Aboe. (Boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kemenhub Diminta Mediasi Pilot dengan Lion Air
Redaktur : Tim Redaksi