jpnn.com, JAKARTA - Anggota Fraksi PKS di DPR Nurhasan Saidi berbelasungkawa atas meninggalkan Haringga Sirla, suporter Persija Jakarta.
Harlingga diduga meninggal karena dikeroyok saat hendak menyaksikan pertandingan Persija Jakarta versus Persib Bandung di Stadion Gelora Bandung Lautan Api, Bandung, Jawa Barat, Minggu (23/9).
BACA JUGA: Suporter Persija Tewas, DPR Diskusi dengan Kemenpora
"Kami belasungkawa terhadap adik kita Haringga. Doakan semoga Allah memberikan tempat yang baik sesuai dengan amal ibadahnya," ungkap Nurhasan dalam diskusi 'Duka Sepakbola, Salah Siapa?' di gedung DPR, Jakarta, Kamis (27/9).
Dia mengatakan, Indonesia cukup kaya dengan pengalaman persepskbolaan. Baik persoalan musibah-musibah yang terjadi, termasuk persoalan antara Persija Jakarta dengan Persib Bandung.
BACA JUGA: Polisi Teliti Kalimat Tauhid di Video Penganiayaan Haringga
"Ini sudah tujuh kalinya (jatuh) korban. Jadi ini kan cukup darurat menurut saya. Meninggal satu orang ini darurat," katanya.
Lebih lanjut Nurhasan juga memberikan beberapa catatan terkait peristiwa ini. Dia menyoroti ada orang yang bermain di air keruh dengan mengedit dan merekayasa kalimat tauhid dalam video dugaan pengeroyokan Harlingga. Karena itu, kata dia, jangan sampai sudah keruh dibikin keruh lagi.
BACA JUGA: Menpora Bakal Panggil PSSI dan Suporter untuk Duduk Bersama
"Ini biasanya juga kelas-kelas menengah terdidik yang bikin keruh seperti kalimat-kalimat suci Lailahaillallah direkayasa, diedit dalam (video terkait) meninggalnya Haringga," kata Nurhasan.
Menurut Nurhasan, ini kezaliman yang luar biasa di tengah kondisi negara seperti ini, dimanfaatkan dengan hal-hal seperti itu.
"Saya pikir polisi juga harus mengejar dengan tuntas, terhadap yang bermain nilai-nilai kesucian agama. dikotori oleh persoalan yang sudah keruh," ungkapnya.
Menurut Nurhasan, penting bagi polisi untuk melakukan pengusutan terhadap persoalan ini.
"Kalau tidak diusir, jadi kebiasaan hoaks-hoaks seperti ini," tegasnya.
Dia juga menyoroti persoalan mendasar terkait pendidikan karakter bangsa. Dia mengatakan, pendidikan karakter bangsa ternyata masih sekadar lip service.
"Masih menjadi slogan," ujarnya. (boy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pemerintah Blokir Ratusan URL Video Kekerasan ke Haringga
Redaktur & Reporter : Boy