jpnn.com, MALANG - Kasus pelecehan seksual yang dialami siswa di SMKN 4 Kepanjen masih terus dalam penyelidikan petugas Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Satreskrim Polres Malang. Polisi menduga, korban pelecehan seksual tersebut lebih dari 18 orang.
“Pelaku Chusnul Huda sementara ini masih mengaku 18 siswa korbannya. Kami menduga lebih dari 18 siswa. Psikolog akan datang besok Senin,” kata Kepala Unit Perlindungan Perempuan dan Anak (UPPA) Satreskrim Polres Malang, Ipda Yulistiana Sri Iriana, Sabtu (14/12).
BACA JUGA: Berita Duka, M Sabri Meninggal Dunia dengan Kondisi Tertimpa Kursi
Berdasarkan keterangan 18 siswa yang menjadi korban saat diperiksa, lanjut Iriana, ada temannya yang juga diperlakukan sama oleh tersangka Chusnul Huda. Namun mereka tidak mau berterus terang dengan alasan malu dan takut.
Guna mendalam kasus itu, Polres Malang juga bakal mendatangkan psikolog, guna pendampingan terhadap belasan korban. Para psikolog itu, nantinya akan memberikan trauma healing pada para korban.
BACA JUGA: Kapolda Sumut Sebut Pembunuhan Hakim PN Medan Dilakukan Secara Terencana
“Ketika nantinya ada korban lain yang terungkap, akan langsung kami berikan trauma healing (pemulihan trauma). Pokoknya seminggu nanti, kami fokuskan pada pemberian trauma healing,” jelasnya.
Selain itu, tambah Iriana, pihaknya saat ini sedang mengebut berkas perkara kasus pencabulan tersebut. Supaya berkas bisa segera selesai, dan secepatnya dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri (Kejari) Kepanjen.
BACA JUGA: Polisi Tembak Mati Begal Sadis Bersenpi di Karawang
“Kami sudah mengirim SPDP (Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan) ke Kejari Kepanjen. SPDP ini setelah perkara pelecehan seksual ini, ditingkatkan ke penyidikan dari penyelidikan. Sekarang kami sedang mengebut berkasnya, untuk segera pelimpahan tahap awal,” pungkasnya.
Sekadar diketahui, setelah menjalani pemeriksaan maraton sejak ditangkap Jumat (6/12) sore, Satreskrim Polres Malang, menetapkan Chusnul Huda (38) sebagai tersangka. Ia, ditangkap saat bersembunyi di wilayah Kecamatan Turen, pada Selasa (3/12).
Bahkan Chusnul Huda sempat kabur, setelah kasus pelecehan seksual yang dilakukannya terbongkar.
Dalam laporannya, korban mengaku dicabuli Chusnul Huda, guru tidak tetap (GTT) bimbingan konseling (BK) di SMP Negeri 4 Kepanjen. Total korbannya ada 18 siswa yang dicabuli sejak Agustus 2017 sampai Oktober 2019.
Dengan terbongkarnya kasus pelecahan seksual ini, juga terbongkar bahwa Chusnul Huda menggunakan ijazah palsu saat melamar sebagai guru di SMPN 4 Kepanjen, pada akhir 2015 lalu. Karena Universitas Kanjuruhan Malang yang diakui tempat kuliahnya, sama sekali tidak pernah mengeluarkan ijazah atas nama tersangka.(dhe)
Redaktur & Reporter : Budi