BACA JUGA: Gelandangan dan Pengemis Bisa Berobat Gratis
Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Mabes Polri Komjen Ito Sumardi menyatakan pihaknya masih memburu sekitar 10 tersangka lainnya, yang diperkirakan masih berkeliaran di sejumlah kota bahkan ada yang sudah ke luar negeriMenurut Ito, beberapa tersangka yang kini sudah berada dalam genggamnya antara lain, F, SA, MS, MI, Ri, Su, Aj dan Ir, sedangkan pelaku yang buron, diantaranya Yu, Sup, Pa dan J
BACA JUGA: DPR Minta Exxon Di Audit
"Dari penyidikan awal, mereka melakukan pembobolan di Jakarta, Bali, Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Yogyakarta, kemudian berkembang di Bandung dan Lampung."Hingga kini indikasi keterkaitan pelaku pembobolan ATM antardaerah, tetapi Jakarta dan Bali ada keterkaitan karena masih dalam pengembangan
BACA JUGA: Kelas Menengah Bisa jadikan SBY Seperti Thaksin
Ito menambahkan, pihaknya memprioritaskan pengungkapan terhadap kasus pembobolan tabungan nasabah bank melalui Anjungan Tunai Mandiri (ATM) tersebut."Karena rata-rata hampir terjadi di seluruh provinsi di IndonesiaSeluruh Kepolisian Daerah (Polda) sedang menangani perkara itu," tambahnyaMenurutnya, pengungkapan kasus pembobolan ATM masih terus melakukan operasi dan penyidik juga masih mengembangkan, serta memburu pelaku lainnya
Secara terpisah, Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Boy Rafli Amar mengatakan, penjahat jaringan internasional diduga mengendalikan kasus pembobolan anjungan tunai mandiri (ATM) yang terjadi di Jakarta."Kami telah meminta bantuan interpol untuk menangkap tersangka yang berada di Australia dan Kanada," kata Boy. Namun Polda Metro Jaya tidak menyebutkan identitas warga negara asing yang mengendalikan jaringan itu.
Dalam aksinya, jaringan internasional itu bekerja sama dengan para tersangka yang berada di dalam negeriJaringan dalam negeri berperan mencuri data-data ATM dengan menggunakan alat bernama skimmer sedangkan jaringan luar negeri berperan membaca data yang berada dalam skimmer.
Dari data yang terbaca itu, baik jaringan dalam negeri maupun luar negeri membuat ATM palsu dengan menggunakan data-data yang telah dicuriKartu ATM itu dapat dipakai untuk transaksi baik di dalam negeri maupun di luar negeri.
Kasus ini terungkap ketika Polda Metro Jaya menerima laporan bahwa ada sekitar 500 rekening nasabah Bank Centra Asia (BCA) dibobol dengan kerugian sekitar Rp700 juta pada akhir Agustus 2009.
Dengan bekerja sama dengan pihak BCA, polisi dapat mengungkap kasus ini setelah mencurigai seseorang yang bertransaksi di salah satu ATM di Pademangan, Jakarta Utara.
Orang yang dicurigai itu mengendarai sepeda motor Nopol B 64XXX SAGDari pemilik sepeda motor itu, polisi dapat menangkap sembilan tersangkaSalah satu tersangka bernama AR berperan memasang alat skimmer di mesin ATM untuk membaca data-data kartu ATM.
Data-data yang dicuri lalu dikirim ke Kanada dan Australia untuk dibacaMenurut Boy, tersangka AR hanya memasang di skimmer di satu mesin ATM saja"Kami masih mempelajari apa kasus ini terkait dengan kasus yang sama di Bali atau yang lainnya," ujarnya.(Lev/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... SBY Pastikan Buka HPN di Palembang
Redaktur : Auri Jaya